
Warning Aja Nih...Ada 3 Juta Orang RI Terancam PHK Gegara Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, memastikan komitmen Indonesia menyelesaikan perundingan persetujuan dagang preferensial Indonesia-Bangladesh (Indonesia-Bangladesh preferential trade agreement/IB-PTA).
Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Kalam Abdul Momen di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, (18/7).
Industri tekstil pun menjerit, khawatir perjanjian perdagangan ini akan menghapus lapangan kerja bagi setidaknya 3 juta orang warga Indonesia.
Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, kesepakatan itu boleh saja ditandatangani. Hanya saja, lanjutnya, ada syarat yang harus dijadikan pemerintah Indonesia sebagai pertimbangan utama.
"PTA dengan Bangladesh boleh saja asal tidak memasukkan HS 61,62, dan 63. Itu HS pakaian jadi dan barang jadi tekstil. Kami yakin pak Mendag akan menahan PTA ini jika tahu dampaknya. Tapi, memang ini beberapa stafnya ngeyel. Yang menarik bagi Bangladesh hanya 3 HS ini. Jadi tanpa 3 HS ini mereka tidak akan mau," kata Redma kepada CNBC Indonesia, (20/7/2022).
Redma mengatakan, jika Indonesia membuka lebar akses pakaian jadi untuk Bangladesh, sama saja membuat industri TPT Indonesia rontok dari hulu ke hilir.
"Kami memprediksi akan terjadi lay-off besar-besaran karena pakaian jadi Bangladesh akan sangat bisa mendominasi lebih dari 80% pasar dalam negeri.
Lay-off akan didahului oleh IKM yg secara head to head akan bersaing dengan barang impor dari Bangladesh. Kemudian akan disusul oleh rontoknya produsen kain dan benang karena hilangnya serapan dari hilir," kata Redma.
Kekhawatiran itu, imbuh dia, bisa saja dianggap berlebihan oleh sebagian orang. Hanya saja, kata dia, ada 2 juta pekerja IKM dan 1 juta orang di industri kain, benang, dan serat yang akan terkena dampak langsung begitu barang Bangladesh berkuasa di pasar domestik.
"Mereka incar semua segmen karena mereka kan produsen garmen dunia. Bahkan brand-brangd lokal yang biasa order ke IKM sudah bersiap untuk order ke Bangladesh jika bea masuknya 0%. Industri garmen Bangladesh yang juga diisi oleh banyak investasi China sangat paham besarnya pasar pakaian jadi kita," kata Redma.
![]() Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Kalam Abdul Momen di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada hari ini, Senin, (18/7). (Dok: Kemendag) |
Sementara itu, Mendag Zulhas mengungkapkan, perdagangan Indonesia-Bangladesh meningkat signifikan hingga 72,1% tahun 2021. Dimana Bangladesh negara tujuan ekspor ke-15 bagi Indonesia. Sementara Indonesia menempati urutan ke-62 bagi Bangladesh sebagai negara asal impor.
Tahun 2021, total perdagangan kedua negara mencapai US$3 miliar dengan nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$2,9 miliar sementara impor Indonesia dari Bangladesh tercatat sebesar US$0,1 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$2,8 miliar terhadap Bangladesh.
Ekspor utama Indonesia ke Bangladesh di antaranya minyak kelapa sawit, batu bara, semen, bubur kayu kimia, serta benang kapas. Sedangkan impor Indonesia dari Bangladesh di antaranya benang dari serat jute, kaus singlet, setelan untuk wanita dan anak perempuan, setelan untuk wanita dan anak laki-laki, serta kantong dan karung.
"Saya memastikan komitmen Indonesia untuk menyelesaikan perundingan IB-PTA yang telah diamanatkan oleh pemimpin kedua negara. Harus dipastikan agar IB-PTA berimbang dan menguntungkan kedua pihak. Saya berharap kedua pihak dapat melanjutkan kembali proses perundingan sehingga pemangku kepentingan dapat segera menerima manfaat IB-PTA," kata Zulhas dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (20/7/2022).
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Muda Doyan Barang Bekas, Baju Impor Ilegal Laris Manis
