Realisasi Mini, Bos SKK Migas: Investasi Masih Bisa US$ 14 M

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
19 July 2022 15:25
Kilang Tangguh Train 3. Dok: SKK Migas
Foto: Kilang Tangguh Train 3. Dok: SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis target investasi hulu migas pada tahun ini akan tercapai. Sekalipun realisasi investasi hingga semester 1 baru mencapai US$ 4,8 miliar atau 36% dari target US$ 13,2 miliar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto bahkan meyakini target sepanjang akhir tahun ini dapat melebihi target yang sudah ditentukan dalam APBN. "Dalam analisa kami masih bisa di atas US$ 14 miliar," kata dia kepada CNBC Indonesia baru-baru ini.

Namun demikian, dalam paparan kinerja hulu migas pekan lalu ia mengakui bahwa investasi hulu migas dalam beberapa tahun mendatang akan mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan kondisi global yang menuntut target net zero emissions (NZE).

"Ini menyebabkan investasi di renewable energy akan meningkat tentunya," kata dia.

Menurut Dwi kondisi tersebut akan berdampak pada investasi hulu migas secara global termasuk Indonesia. Pasalnya, di kondisi saat ini investor cenderung akan wait and see untuk melakukan berbagai investasi.

"Oleh karena itu memang dalam kondisi yang kita hadapi sekarang orang masih wait and see karena jangka panjangnya demikian. Nah itu yang kenapa kita mention transisi energi ini," Kata Dwi.

Sebelumnya Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyampaikan bahwa investasi hulu migas sejak periode 2017 hingga 2021 relatif stagnan. Pasalnya, realisasi investasi hanya berkisar di level US$ 10-an miliar.

Investasi kami sampaikan data 2017-2021 masih cenderung stagnan rata rata US$ 10 an miliar. Tahun ini kita canangkan US$ 13,2 miliar harapannya memang terjadi lonjakan," kata dia dalam diskusi secara virtual, Rabu (13/4/2022).

Julius mengakui bahwa dalam dua tahun terakhir ini target investasi hulu migas memang agak cukup berat untuk direalisasikan. Hal tersebut terjadi lantaran adanya pandemi covid-19 ditambah dengan arah kebijakan perusahaan migas dunia yang mulai mengurangi investasinya.

"KKKS ExxonMobil, Shell, ENI dan bahkan juga Pertamina beberapa waktu lalu untuk memangkas capex dan opex nah ini impaknya membuat efek domino," katanya.

Selain itu, tantangan lain dalam industri hulu migas yakni adanya target net zero emissions di sektor energi pada tahun 2050, kemudian daya tarik fiskal yang sedikit menurun. Namun demikian kebutuhan minyak bumi dunia diprediksi akan terus tumbuh.

Adapun berdasarkan data SKK Migas, realisasi investasi hulu migas pada 2017 hanya mencapai US$ 10,3 miliar, 2018 tercatat hanya US$ 10,9 miliar, 2019 tercatat US$ 11,7 miliar, 2020 tercatat US$ 10,5 miliar, 2021 sebesar US$ 10,09 miliar.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbaikan Iklim Investasi Migas Harus Lebih 'Radikal'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular