
Ada Blok Minyak Mangkrak di Tengah Produksi Menurun, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pihaknya bekerja keras menuntaskan beberapa rencana pengembangan (plan of development/PoD) lapangan atau blok migas yang sampai saat ini masih mangkrak. Salah satunya yakni pengembangan (PoD) Lapangan Ande-ande Lumut di Blok Northwest Natuna. Pasalnya, Lapangan ini mempunyai kandungan minyak yang cukup banyak untuk diproduksikan.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan pihaknya terus mendorong agar investor yang mempunyai rencana pengembangan proyek migas dapat kembali melanjutkan kegiatannya. Apalagi di tengah kondisi harga minyak di pasar internasional yang saat ini cukup tinggi.
Menurut Fatar, saat ini operator dari Lapangan Ande-ande Lumut tengah mencari mitra untuk pengembangan proyek tersebut. "Statusnya lagi cari investor dia (operator) mau berkonsorsium karena dia kan mau sharing risk kan, biasakan, produksinya minyak," kata Fatar saat ditemui di Gedung SKK Migas, Senin (18/7/2022).
Adapun menurut catatan SKK Migas Lapangan Ande-ande Lumut belum dapat berproduksi lantaran pengembangan lapangan minyak ini cukup sulit dan mempunyai jenis minyak mentah yang berat (heavy crude oil).
Lapangan ini sendiri ditemukan pada 2000 lalu, kemudian dilakukan pengeboran sumur pada 2006. Sebelumnya, hak partisipasi pengembangan lapangan ini dipegang oleh Ophir, kemudian beralih ke AWE Holding Singapore Ltd pada 2019.
SKK Migas sebelumnya mengatakan kapasitas produksi yang akan dibangun di proyek itu sekitar 25-40 ribu barel minyak per hari (bph). Bahkan Lapangan Ande-ande Lumut ditaksir mengandung cadangan terbukti dan terduga (proved and probable) sekitar 100 juta barel minyak.
Seperti diketahui, SKK migas memperkirakan setidaknya terdapat 12 rencana pengembangan (plan of development/POD) lapangan atau blok migas yang sampai saat ini masih mangkrak.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya bakal segera menuntaskan POD lapangan migas yang sampai saat ini belum ada perkembangan. Mengingat, pengembangan lapangan migas dibutuhkan di tengah kondisi penurunan produksi yang masih terus terjadi.
"Kalau tidak salah ada 12 an POD (mangkrak)," ujar dia saat ditemui di Gedung SKK Migas, Jumat (15/7/2022).
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan faktor yang membuat POD suatu lapangan migas masih mangkrak lantaran tidak adanya yang menyerap produksi di wilayah yang dekat dengan proyek tersebut. Oleh karena itu, SKK Migas tengah menyiapkan proyek pembangunan fasilitas mini gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).
"POD Mangkrak itu ada beberapa karena dia tempatnya jauh, jadi pembelinya gak ada. ini kita sekarang sedang menjalin kerja sama untuk mini LNG. Sekarang Mini LNG yang sedang jalan itu ada di Kayan itu WK Simenggaris di Kalimantan Utara. Nanti akhir tahun ini kalau bisa jalan ini bisa menjadi contoh untuk menyelesaikan stranded stranded gas yang ada," ujarnya.
SKK Migas menyampaikan bahwa produksi lifting minyak siap jual pada tahun ini tak akan mencapai target. Adapun lifting minyak hingga Desember 2022 hanya mencapai 633 ribu barel per hari (bph). Angka ini setidaknya lebih rendah dari yang ditetapkan di APBN 2022 sebesar 703 ribu bph.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Investasi di Blok Masela Bakal Bengkak Jadi Rp19,38 T