Terima Kasih, KPR Lovers! Kredit Bank RI Terus Tumbuh...

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 19/07/2022 15:05 WIB
Foto: Perumahan di kawasan Ciseeng, Bogor, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit pada 2022 diperkirakan mencapai 9,2% (year on year/yoy) pada akhir tahun. Penyaluran kredit hingga kuartal III-2022 juga diperkirakan masih meningkat, terutama ditopang oleh kredit pemilikan rumah (KPR).

Sebagai catatan, kredit hanya tumbuh 5,2% pada tahun 2021.

Survei Perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2022 meningkat. Indikasi tersebut terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 96,9% pada April-Juni 2022, lebih tinggi dibandingkan SBT 64,8% pada triwulan sebelumnya.


Pada kuartal II-2022, tiga jenis kredit mengalami kenaikan SBT baik kredit modal kerja, kredit investasi, maupun konsumsi. Untuk kredit konsumsi, lonjakan SBT terbesar terjadi pada kartu kredit dan KPR.

Nilai SBT pada kartu kredit meloncat menjadi 75,8% ada kuartal II tahun ini, dibandingkan 22,2 % pada kuartal I-2022. Sementara itu, KPR dan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) meningkat menjadi 68,2% pada kuartal II tahun ini dari 28,9% pada kuartal I-2022.

SBS pada kredit kendaraan bermotor juga naik 21,1% pada kuartal II-2022 dari kontraksi 24,2% pada kuartal sebelumnya.


Dilihat dari sektornya, SBT pertumbuhan penyaluran kredit baru tertinggi tercatat pada sektor pertanian, perburuan, kehutanan dengan SBT sebesar 75,1%, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dan sektor perikanan dengan SBT masing-masing sebesar 68,8% dan 58,9%.

Survei BI juga menunjukkan permintaan kredit dari kelompok UMKM sudah meningkat. SBS pada kelompok UMKM (Kredit Usaha rRkyat/KUR) meningkat menjadi 74,1% pada kuartal II-222 dari 58,8% pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, UMKM non KUR meningkat menjadi 64,4% pada kuartal II-2022 dari 57,6% pada kuartal I-2022.

Penyaluran kredit baru pada kuartal III-2022 juga tetap meningkat meskipun sedikit menurun. Pada kuartal III-2022, nilai SBT prakiraan penyaluran kredit baru yang menembus 95,7%.

Namun, kebijakan kredit standar penyaluran kredit pada triwulan III 2022 akan lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 1,9%, berbeda dengan -0,3% pada triwulan sebelumnya.

Aspek kebijakan penyaluran kredit yang diperkirakan lebih ketat antara lain yaitu plafon kredit, jangka waktu kredit, premi kredit berisiko, dan agunan. Pengetatan akan dilakukan untuk semua jenis kredit modal kerja, kredit konsumsi, dan kredit UMKM. Pengecualian terjadi pada kredit KPR karena indeks ILS masih tetap negatif pada kuartal III-2022.

Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal III- 2022 diprakirakan tumbuh positif meski tidak setinggi pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang melambat tersebut terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 41,1%, lebih rendah dibandingkan 55,5% pada kuartal II-2022.

Secara keseluruhan, Pertumbuhan DPK tahun 2022 akan lebih rendah dibandingkan 2021. Hal ini tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK 2022 sebesar 45,3%, lebih rendah dibandingkan SBT 78,5% pada 2021.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertumbuhan Kredit Perbankan RI Melambat Dalam 2 Bulan Terakhir