
25 Negara Bakal Bangkrut Gegara Utang, RI Kok Bisa Selamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sri Lanka tidak menjadi satu-satunya negara yang alami kebangkrutan. Beberapa lembaga internasional merilis sejumlah negara yang dimungkinkan bernasib sama.
Lembaga ini bernama Visual Capitalist. Dalam laporannya, disebutkan sebanyak 25 negara di dunia terancam mengalami kebangkrutan. Acuannya adalah imbal hasil obligasi pemerintah, credit default swap (CDS) 5 tahun, beban bunga sebagai persentase dari produk domestik bruto (PDB), serta utang pemerintah sebagai persentase dari PDB.
El Salvador berada di posisi teratas negara yang diambang kebangkrutan. Jika dijumlahkan, hutang El Salvador yang belum dibayar sama dengan 82,6% dari PDB. Dari jumlah itu, sebanyak US$ 800 juta akan mengalami jatuh tempo pada Januari 2023.
Berikut daftar 25 negara yang terancam kebangkrutan versi Visual Capitalist:
1. El Salvador
2. Ghana
3. Tunisia
4. Pakistan
5. Mesir
6. Kenya
7. Argentina
8. Ukraina
9. Bahrain
10. Namibia
11. Brasil
12. Angola
13. Senegal
14. Rwanda
15. Afrika Selatan
16. Costa Rika
17 Gabon
18. Morocco
19. Ekuador
20. Turki
21. Republik Dominika
22. Ethiopia
23. Colombia
24. Nigeria
25. Meksiko
Indonesia kini memang dalam posisi yang cukup beruntung. Saat banyak negara terlilit utang, Indonesia justru bisa selamat dari ancaman kebangkrutan.
Penyebabnya adalah pengelolaan keuangan negara yang tepat. Seperti negara lain, Indonesia tadinya juga alami lonjakan utang. Khususnya dalam dua tahun terakhir imbas pandemi covid-19.
Namun perlahan kebutuhan utang tersebut dikurangi. Ditambah adanya kenaikan harga komoditas internasional untuk ekspor andalan Indonesia, seperti batu bara, bauksit, nikel hingga minyak kelapa sawit.
"Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, kami menikmati windfall profit (durian runtuh) dari commodity boom," jelas Sri Mulyani.
Hal ini mendorong Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Juni 2022 tercatat surplus sebesar Rp 73,6 triliun atau 0,39% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Keseimbangan primer juga masih surplus dengan besaran Rp 259,7 triliun.
Pendapatan negara mencapai Rp 1.317,2 triliun (58,1%), Meliputi perpajakan sebesar Rp 1.035,9 triliun (58,1%), PNBP Rp 281 triliun (58,3%) dan hibah Rp 300 miliar (51,4%).
Belanja negara dalam enam bulan mencapai Rp 1.243,6 triliun (40%). Meliputi belanja pemerintah pusat Rp 876,5 triliun (38,1%) dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 367,1 triliun (45,6%).
Salah satu komponen belanja tersebut isinya adalah mengenai pembayaran bunga dan cicilan utang dari pemerintah. Besarnya penerimaan membuat pemerintah juga mengurangi penerbitan surat utang pada tahun ini.
Pemerintah memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 turun tajam, yaitu Rp 732,2 triliun atau 3,92% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dengan demikian Indonesia berhasil mengurangi rencana penerbitan utang sebesar Rp 216 triliun.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Tak Masuk Daftar Negara Diramal Ambruk, Apa Rahasianya?