
RI Jatuh ke Lubang Resesi? Data & Fakta Ini Jawabannya!

2. Rasio utang terhadap PDB
Statistik utang luar negeri (ULN) yang dikeluarkan BI pada pekan lalu menunjukkan dari rasio ULN Indonesia- pemerintah dan swasta- terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Mei ada di kisaran 32,3%. Rasio tersebut sudah melandai dibandingkan pada Mei 2021 yang tercatat 37,6% dari PDB.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB saat ini ada di kisaran 38,3% dari PDB. Turun dibandingkan pada Desember 2021 yang menembus 41%.
Rasio utang pemerintah juga masih di bawah batas aman yang ditentukan oleh Undang-Undang (UU), yaitu maksimal sebesar 60% dari PDB.
Semakin menipisnya kepemilikan asing dalam Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia juga memberi dampak positif karena tekanan eksternal semakin bisa diredam.
Porsi asing dalam kepemilikan SBN sudah jauh berkurang dari sekitar 39% pada akhir 2018 menjadi di kisaran 15% pada Juli 2022.
3. APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus hingga Juni tahun ini.
Surplus APBN pada Juni tercatat Rp 73,59 triliun atau 0,39% dari PDB. Surplus ditopang oleh pendapatan negara yang menembus Rp 1.317,14 triliun pada semester I tahun ini.
APBN diperkirakan membukukan defisit sebesar Rp 732,25 triliun atau 3,92% dari PDB pada akhir tahun. Defisit akan lebih rendah dibandingkan yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar 4,85% dari PDB. Artinya penarikan utang lebih kecil dari yang direncanakan.
4. Ekspor, Transaksi Berjalan, dan Neraca Pembayaran
Nilai ekspor pada Juni 2022 mencapai US$ 26,09 miliar. Nilai ekspor Juni adalah yang tertinggi ketiga sepanjang sejarah setelah April 2022 (US$ 27,32 miliar) serta Maret 2022 (US$ 26,50 miliar).
Secara keseluruhan, ekspor pada Januari-Juni atau semester I tahun ini tercatat US$ 141,07 miliar atau melonjak 37,11% dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Besarnya ekspor membuat surplus pada neraca perdagangan membengkak. Neraca perdagangan membukukan surplus sebesar US$ 5,09 miliar. Nilai tersebut menjadi tertinggi ketiga dalam sejarah setelah April 2022 (US$ 7,56 miliar) dan Oktober 2021 (US$ 5,79 miliar.
Besarnya surplus pada neraca perdagangan akan membantu kinerja transaksi berjalan. Transaksi berjalan masih membukukan surplus sebesar 0,07% dari PDB pada kuartal I-2022 dan diperkirakan masih mengalami surplus pada kuartal II. Namun, secara keseluruhan, transaksi berjalan akan mencatatkan defisit di kisaran 0,5%-1,3% dari PDB.
Namun, banyaknya arus modal asing yang keluar (capital outflow) membuat Neraca Pembayaran Indonesia masih membukukan defisit pada kuartal I-2022 sebesar US$ 1,8 miliar.
5. Nilai tukar rupiah
Nilai tukar rupiah pada pagi hari ini melemah ke posisi Rp. 14.985/US$ 1. Sepanjang tahun ini rupiah sudah melemah sekitar 4,9%. Pelemahan disebabkan oleh derasnya capital outflow.
Berdasarkan data transaksi 11 - 14 Juli 2022, investor asing di pasar keuangan domestik melakukan jual neto Rp 8,56 triliun. Dari awal tahun, capital outflow sudah menembus Rp 127,28 triliun.
Kendati rupiah melemah, kinerja mata uang Garuda masih lebih baik dibandingkan mata uang sejumlah negara. Rupee India sepanjang tahun ini sudah rontok 6,8% sementara ringgit Malaysia anjlok 6,4% dan bhat Thailand amblas 9,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mij)[Gambas:Video CNBC]