
Begini Pandangan Resesi dari 3 Wanita Berpengaruh di Dunia

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pernah dinobatkan sebagai wanita terkuat di dunia. Dia memaparkan suramnya kondisi ekonomi dunia terkini. Seluruh negara harus bersiap dengan sederet kebijakan sebagai langkah antisipasi.
Hal ini disampaikan Yellen dalam seminar bertajuk Macroeconomic Policy Mix For Stability and Economic Recovery yang merupakan rangkaian agenda FMCBG G20 Bali.
"Situasi ekonomi kini inflasi yang memburuk, merusak fiskal pemerintah, volatilitas pasar keuangan yang memburuk dan masih banyak negara belum pulih dari pandemi covid-19," paparnya.
Apalagi hingga sekarang belum ada kepastian kapan akan berakhirnya perang Rusia dan Ukraina. Lonjakan inflasi direspons dengan kenaikan suku bunga acuan yang membuat gejolak di pasar keuangan.
Atas persoalan tersebut, maka banyak negara di dunia akan jatuh ke jurang resesi.
"Negara harus menyiapkan acuan kebijakan yang bertujuan untuk meminimalkan durasi dan tingkat keparahan resesi terhadap makro ekonomi, perusahaan atau individu," jelas Yellen.
Yellen juga menyarankan agar pemerintah di setiap negara menjaga kredibilitas kebijakan baik dari sisi fiskal dan moneter, yang didukung oleh komunikasi jelas. Hal ini penting untuk mengurangi kekhawatiran banyak pihak.
"Transparansi kelembagaan juga penting untuk mengurangi korupsi, baik di sisi pendapatan maupun pengeluaran, beberapa kebijakan fiskal, dan efektivitas kebijakan moneter yang efektif bergantung pada kredibilitas Bank Sentral," paparnya.
Fundamental ekonomi yang kuat merupakan modal dalam meminimalkan risiko resesi. Apalagi ketika gejolak pasar keuangan terjadi, banyak negara harus merelakan kaburnya modal ke negara lain.
"Kerangka kebijakan dalam negeri yang kuat dapat membantu menarik arus modal dan mengurangi goncangan," pungkasnya.
(mij/mij)[Gambas:Video CNBC]
