Begini Pandangan Resesi dari 3 Wanita Berpengaruh di Dunia

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 July 2022 08:47
Keras! Sri Mulyani Ajak Negara G20 Bantu Dunia
Foto: CNBC Indonesia TV

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Dunia. Dia dianggap berhasil mengelola keuangan negara Indonesia. Pandangannya akan perekonomian dunia sangat dinantikan banyak pihak.

Salah satunya mengenai beratnya perekonomian dunia saat ini. Mulai dari pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya selesai, perang hingga lonjakan inflasi di beberapa negara.

"Saat ini dunia berjuang untuk pulih dari pandemi. Kemudian ada ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina semakin memperparah tekanan ekonomi dan politik global," jelasnya di sela-sela kegiatan FMCBG G20.

Rusia kata Sri Mulyani adalah negara pemasok minyak mentah terbesar kedua di dunia. Maka dari itu, ketika terjadi perang harga minyak dunia langsung melonjak berkali-kali lipat dan menyebabkan krisis energi di mana-mana.

Ukraina juga tidak kalah penting dalam perdagangan dunia. Negara tersebut adalah salah satu pemasok pangan seperti gandum terbesar di dunia.

"Jadi paling terlihat dampaknya pada krisis energi dan makanan," kata Sri Mulyani.

Perang tersebut juga mengakibatkan kenaikan harga komoditas internasional, seperti batu bara, bauksit, nikel hingga minyak kelapa sawit. Indonesia mungkin salah satu yang beruntung sebab komoditas tersebut ekspor andalan tanah air. Penerimaan negara meningkat drastis akibat hal tersebut.

"Tapi anggaran kami menanggung beban subsidi yang sangat besar untuk bahan bakar," imbuhnya.

Bagi negara lain yang tidak memiliki kemampuan untuk subsidi maka risikonya adalah dibebankan ke masyarakat. Tak heran apabila inflasi banyak negara melesat dan mengantarkan mereka ke jurang resesi.

Dalam Pertemuan ketiga Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Bali Sri Mulyani meminta semua negara serius menyelesaikan persoalan ini.

"Kita perlu mengatasi masalah ini," tegas Sri Mulyani. "Jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat lebih dari dua kali lipat, dari semula 155 juta pada 2009 sebelum pandemi menjadi 276 juta."

Indonesia, sebagai Presidensi G20, kata Sri Mulyani terus berupaya menjembatani persoalan berbagai negara anggota. Namun, di tengah upaya melakukan komunikasi dan konsultasi yang dilakukan Indonesia ini ke negara anggota, negara seperti Rusia malah menciptakan perang.

"Indonesia akan terus berdiskusi tanpa henti, menjangkau komunikasi, dan berkonsultasi mencari saran. Agar kami terus membangun jembatan dan jangan ada yang membangun tembok," tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani bilang, negara G20 harus memperkuat semangat multilateralisme dan perlu membangun jaring pengaman untuk kerjasama di masa depan. Serta juga harus memperkuat komitmen untuk kemakmuran global bersama.

"Kami sangat menyadari bahwa kami bisa bekerja sama lebih dari yang kami mampu. Konsekuensi kemanusiaan bagi dunia dan terutama bagi banyak negara berpenghasilan rendah akan menjadi bencana besar," jelas Sri Mulyani.

(mij/mij)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular