Adu Tinju Joe Biden di Arab Saudi Tuai Hujatan dan Kecaman

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
17 July 2022 12:02
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden AS Joe Biden bertemu di Istana Al Salman setibanya di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022).  (Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS)
Foto: Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden AS Joe Biden bertemu di Istana Al Salman setibanya di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022). (Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendapat kritikan keras dari banyak pihak usai pertemuannya dengan pemimpin de facto Arab Saudi Muhammad bin Salman. Hal ini berkaitan dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Pada pertemuannya Joe Biden melakukan adu kepalan tangan atau 'fist bump' dengan Mohammed bin Salman ketika tiba di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022).

Pertemuan pertama di Jeddah lebih buruk daripada jabat tangan. Itu memalukan.CEO Washington Post, Fred Ryan

Karena aksi itu, Joe Biden nilai menunjukkan kedekatan yang terlalu berlebihan. AFP menulis "hanya butuh waktu kurang dari 24 jam di Arab Saudi untuk Presiden Joe Biden menodai citra yang ditanamkan sebagai pembela hak asasi manusia yang ganas".

Joe Biden padahal dalam kampanye 2019 lalu mau meyorot Kerajaan Gurun Pasir itu dalam hal catatan hak asasi manusia.

Terlebih, pejabat intelijen AS percaya bahwa Putra Mahkota Arab Saudi "menyetujui" operasi 2018 yang mengarah pada pembunuhan dan mutilasi jurnalis Jamal Khashoggi.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022).  (Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS)Foto: Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022). (Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS)

Tim komunikasi Joe Biden sempat menjelaskan bahwa Biden akan membatasi kontak fisik dengan orang - orang yang ditemui, dengan kekhawatiran virus corona.

Namun, beberapa jurnalis segera berspekulasi bahwa aksi Biden ini bukan dimotivasi oleh kesehatan, melainkan lebih oleh ketakutan atas sesi pemotretan yang canggung dengan Pangeran MBS.

"Pertemuan pertama di Jeddah lebih buruk daripada jabat tangan. itu memalukan," kata CEO Washington Post, Fred Ryan dalam pernyataan. Jamal Khashoggi adalah penulis kolom di Washington Post.

"Ini memproyeksikan tingkat keintiman dan kenyamanan yang memberikan MBS penebusan atas apa yang dia cari," tambah Ryan.

Setelah pertemuannya dengan anggota Kerajaan Arab Saudi berakhir pada Jumat Malam, Biden sempat memberikan sambutan singkat dan menerima sejumlah pertanyaan dari wartawan.

Biden menjelaskan bahwa dia telah menyinggung kasus Khashoggi di pertemuan puncak dengan MBS. Dia menambahkan telah mengungkapkan dengan gamblang "pendapat saya saat itu dan apa pendapat saya saat ini".

Bahkan, keesokan harinya Biden mengatakan kepada pemimpin sembilan negara Arab yang berkumpul bahwa, masa depan akan dimenangkan oleh negara yang potensi penuh dari populasinya.

"Warga negara dapat mempertanyakan dan mengkritik para pemimpin tanpa takut akan pembalasan," jelasnya.

Meski dijelaskan perjalanannya ke Arab Saudi itu tidak hanya membahas persoalan Hak Asasi Manusia, melainkan mempromosikan kepentingan AS untuk mendorong produksi minyak dari Arab.

Saat kembali ke AS, Biden tidak akan mendapatkan simpati dari aktivis Hak Asasi Manusia. "Para otokrat dunia sedang tersenyum," kata Kenneth Roth Direktur Eksekutif Human Rights Watch di Twitter. "Dukungan Biden untuk hak asasi manusia dapat dilego dengan sedikit minyak."

 


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Mau Kunjungi Saudi, Sudah Akur Sama Pangeran MBS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular