Dibandingkan Sebelum Pandemi, Rakyat Miskin RI Masih Banyak!

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Jumat, 15/07/2022 14:05 WIB
Foto: Suasana bantaran kali Cideng, Roxy, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat kemiskinan di tanah air per Maret 2022 masih tetap tinggi, sebagaimana sebelum pandemi Covid-19. Hal tersebut turut dipicu kenaikan harga barang pokok.

Sekadar gambaran, BPS melaporkan perekonomian triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,01% (year on year) atau lebih tinggi daripada triwulan III-2021 (3,51%). Sedangkan garis kemiskinan Maret 2022 sebesar Rp 505.469 per kapita per bulan atau naik 3,97% dibandingkan September 2021.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, di tengah pemulihan ekonomi, Indonesia dihadapkan pada tekanan kenaikan harga-harga di masyarakat. Hal itu berdampak pada bertambahnya beban pengeluaran masyarakat.



Pada periode September 2021 dan Maret 2022, peningkatan harga-harga didorong oleh kelompok harga bergejolak dan harga yang diatur oleh pemerintah. Tekanan kenaikan harga terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.

"Perkembangan kemiskinan di perkotaan naik 3,37% dari September 2021 ke Maret 2022, begitu pula dengan kemiskinan di pedesaan yang naik 4,25%," ujar Margo dalam keterangan pers, Jumat (15/7/2022).

Adapun kemiskinan Maret 2022 mengalami penurunan jika dibanding sebelum masa pandemi Covid-19. Pada Maret 2019, jumlah penduduk miskin mencapai 25,14 juta, lalu pada September 2019 turun menjadi 24,78 juta.

Kemudian pada masa pandemi, jumlah penduduk miskin naik mencapai 26,42 juta jiwa pada Maret 2020 dan naik lagi pada September 2020 dan menjadi puncaknya sebanyak 27,55 juta jiwa.

"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, turun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan turun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021. Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54%, turun 0,17% poin terhadap September 2021 dan turun 0,60% poin terhadap Maret 2021," kata Margo.

Meski terlihat terjadi penurunan, menurut data BPS, tingkat kemiskinan perdesaan sudah kembali ke level sebelum pandemi, sedangkan perkotaan masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. Dampaknya, disparitas kemiskinan perkotaan dan perdesaan masih tinggi, namun kecepatan penurunan kemiskinan di desa lebih cepat dari di kota.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Potret Kemiskinan Indonesia 2024