Internasional

Ini Dia Biang Kerok Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 July 2022 11:45
Workers dismantle barriers at a residential area, as the city prepares to end the lockdown placed to curb the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Shanghai, China May 31, 2022. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/ALY SONG

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi China melambat pada kuartal II-2022. Kenaikan produk domestik bruto (PDB) secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan kedua hanya sebesar 0,4%.

Berdasarkan data Biro Statistik Nasional (NBS) China yang dirilis pada Jumat (15/7/2022), pertumbuhan PDB tersebut jauh di bawah pertumbuhan pada kuartal I/2022 yang mencapai 4,8%. Catatan itu juga jauh di bawah konsensus pasar sebesar 1%.

Angka itu juga menjadi yang terendah sejak kontraksi sebesar 6,8% pada kuartal I-2020 akibat meledaknya kasus Covid-19 yang memaksa pemerintah memberlakukan lockdown. Sementara itu, secara kuartalan, PDB China terkontraksi 2,6%, jauh lebih buruk dari konsensus, yakni kontraksi 1,5%.

Pertumbuhan yang melambat ini terjadi setelah kota terbesar China, Shanghai, ditutup selama dua bulan karena memerangi kebangkitan Covid. Akibatnya rantai pasokan terganggu dan memaksa pabrik untuk menghentikan operasi.

Hal yang sama juga terjadi di ibu kota China, Beijing. Kebijakan nol-Covid dengan penguncian cepat dan karantina yang panjang untuk menekan penularan malah menghancurkan bisnis dan membuat konsumen gelisah.

"Di dalam negeri, dampak epidemi masih ada," kata NBS dalam sebuah pernyataan, mencatat permintaan yang menyusut dan pasokan yang terganggu, dilansir AFP.

"Risiko stagflasi dalam ekonomi dunia meningkat juga," lanjut pernyataan itu.

China hanya mencatat kontraksi PDB sekali dalam beberapa dekade terakhir. Para analis memperkirakan angka terbaru akan menyeret pertumbuhan setahun penuh menjadi sekitar 4%, memangkas perkiraan sebelumnya sebesar 5,5%.

Produksi industri naik 3,9% yoy pada Juni, naik dari 0,7% pada Mei karena kontrol Covid mereda.

Penjualan ritel naik 3,1%, setelah anjlok 6,7% pada Mei. Tingkat pengangguran perkotaan adalah 5,5%, turun dari 5,9% pada Mei, kata NBS.

Meskipun ada tanda-tanda bahwa ekonomi China telah mulai pulih sejak Shanghai melonggarkan pembatasan penguncian pada Juni, analis memperkirakan bahwa tekanan pada konsumsi kemungkinan akan bertahan.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PDB China Kuartal II-2022 Cuma Naik 0,4%, di Bawah Ekspektasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular