Inflasi Mencekik, Harga Sembako Naik Gila-gilaan di AS!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga pangan di Amerika Serikat (AS) masih meningkat akibat inflasi yang terjadi di Negeri Paman Sam tersebut. Namun, beberapa bantuan dilaporkan kemungkinan akan muncul dalam waktu dekat.
Data terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja pada Rabu (13/7/2022) mencatat harga pangan secara keseluruhan naik 10,4% dalam 12 bulan yang berakhir pada Juni. Ini kenaikan tahunan terbesar sejak Februari 1981.
Melansir CNN International, harga bahan makanan melonjak 12,2% per Juni, namun ini tidak disesuaikan dengan perubahan musiman. Pada periode itu, hampir setiap item menjadi lebih mahal, dengan beberapa kategori mengalami peningkatan dramatis.
Sebut saja telur melonjak 33,1%, tepung melonjak 19,2% dan ayam naik 18,6%. Susu menjadi 16,4% lebih mahal, dan buah-buahan dan sayuran 8,1% lebih mahal. Bahkan harga menu restoran meningkat 7,7% dalam periode waktu tersebut.
Harga tepung pun melonjak 5,3%. Mentega naik 4,8% dan margarin naik 6,8%. Biskuit segar, roti gulung, dan muffin naik 3,5%, sedangkan kue dan cupcake yang baru dipanggang naik 2,9%.
Pembeli yang ingin memuaskan hasrat makanan penutup mereka harus membayar lebih di toko, sebab es krim menjadi 4% lebih mahal dan produk roti beku menjadi 2,9% lebih mahal. Gula naik 2,1%.
Meski semuanya naik, harga daging sapi dan daging sapi muda turun 2,3%, daging babi turun 1,6% dan daging babi asap turun 1,9%, tetapi hot dog naik 4,5% lebih mahal. Di bagian produk segar, buah jeruk turun 4,5%.
Tetapi ada tanda-tanda bahwa harga bisa mulai turun pada waktu mendatang. Hal ini dikatakan Rob Fox, direktur divisi pertukaran pengetahuan di CoBank, yang menyediakan layanan keuangan untuk agribisnis.
"Prediksi saya adalah bahwa kita sekarang berada di puncak inflasi di tingkat konsumen," kata Fox. "Sebagian karena biaya input produsen makanan, yang cenderung meningkat tahun lalu, mencapai puncaknya pada awal tahun ini dan telah turun."
Selain itu, konsumen mungkin mulai membatasi pembelian mereka atau memilih opsi dengan harga lebih rendah jika memungkinkan. Ini akan mengurangi permintaan dan pada akhirnya mengarah ke harga yang lebih rendah.
Data survei awal yang dirilis oleh University of Michigan Juni lalu menunjukkan bahwa sentimen konsumen merosot ke rekor terendah antara Mei dan Juni. Ini menunjukkan bahwa beberapa pembeli mungkin mulai mengubah kebiasaan belanja mereka.
Fox mencatat, jika harga mulai turun, itu tidak akan terjadi segera, sebab itu bisa memakan waktu enam hingga sembilan bulan untuk harga turun. Meski begitu, dia tidak mengharapkan label harga turun di bawah level tahun lalu.
Inflasi di AS sendiri dilaporkan semakin menggila. Data terbaru mencatat indeks harga konsumen Negeri paman Sam melonjak 9,1%.
(tfa/luc)