
Aneh bin Ajaib, Kok Bisa RI Gak Bakal Terjerat Resesi?

4. Transaksi Berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia
Transaksi berjalan masih membukukan surplus sebesar 0,07% dari PDB pada kuartal I-2022. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu mengatakan transaksi berjalan diperkirakan masih mengalami surplus pada kuartal II.
Namun, secara keseluruhan, transaksi berjalan akan mencatatkan defisit di kisaran 0,5%-1,3% dari PDB.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) masih membukukan defisit pada kuartal I-2022 sebesar US$ 1,8 miliar. Defisit terjadi karena besarnya lubang pada transaksi finansial -terdiri dari investasi langsung dan portofolio- menembus US$ 1,7 miliar pada kuartal I-2022 karena anjloknya investasi portofolio.
Investasi langsung masih mencatat surplus US$ 4,47 miliar, lebih tinggi dibandingkan US$ 3,79 miliar yang tercatat pada kuartal IV-2021. Namun, kinerja investasi portofolio di pasar keuangan pada kuartal I-2022 mencatat defisit US$ 2,9 miliar.
5. APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus hingga Juni tahun ini. Surplus tersebut merupakan pencapaian terbaik setidaknya dalam 10 tahun terakhir.
Surplus APBN pada Juni tercatat Rp 73,59 triliun atau 0,39% dari PDB. Surplus ditopang oleh pendapatan negara yang menembus Rp 1.317,14 triliun pada semester I tahun ini.
APBN diperkirakan membukukan defisit sebesar Rp 732,25 triliun atau 3,92% dari PDB pada akhir tahun. Defisit akan lebih rendah dibandingkan yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar 4,85% dari PDB. Artinya penarikan utang lebih kecil dari yang direncanakan.
Kenaikan harga komoditas membuat Indonesia bisa mendapatkan pendapatan tambahan sebesar Rp 420 triliun pada tahun ini. Tambahan pendapatan ini menjadi modal berharga bagi pemerintah untuk menambah subsidi energi dan perlindungan sosial.
Dengan dipertahankannya harga BBM serta penambahan anggaran perlinsos dan subsidi maka dampak langsung dari kenaikan harga komoditas energi dan global bisa sedikit diredam.
6. Kasus Covid-19
Indonesia terus melaporkan tambahan kasus harian Covid dalam lima pekan terakhir. Dalam sepekan ini, kasus Covid-19 bertambah 19.498, atau naik sekitar 32% dibandingkan pekan sebelumnya. Bila dihitung rata-rata maka kasus harian Indonesia dalam sepekan terakhir menyentuh 2.785.
Namun, lonjakan kasus tidak hanya dialami Indonesia. Mayoritas negara Asia mulai dari Korea Selatan, Singapura, China, hingga Malaysia juga melaporkan tambahan kasus secara signifikan.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata tambahan kasus Covid-19 di Singapura mencapai 8.813 per hari sementara Malaysia 3.182 per hari.
Korea Selatan bahkan melaporkan tambahan kasus baru sebanyak 40.266 kemarin. Tambahan tersebut adalah yang tertinggi sejak 11 Mei 2022.
7. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terus tertekan dalam sebulan terakhir sebagai sampai kenaikan suku bunga acuan The Fed. Sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah sekitar 4,8%.
Pelemahan rupiah memang tidak setajam rupee India yang melemah sekitar 6,4% atau bhat Thailand yang menyusut 8%. Namun, pelemahan rupiah dikhawatirkan terus berlanjut seiring banyaknya investor asing yang meninggalkan Indonesia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mij)[Gambas:Video CNBC]