Jamin Stok BBM Aman, Pertamina Gelontorkan Rp 112,5 T

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 13/07/2022 17:35 WIB
Foto: doc pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina mengaku biaya untuk menjaga suplai Bahan Bakar Minyak (BBM) secara nasional tidaklah murah. Perusahaan migas pelat merah itu setidaknya perlu merogoh kocek terlebih dulu hingga US$ 7,5 miliar atau Rp 112,5 triliun (kurs Rp 15.000/US$) untuk menjamin keamanan stok.

"Untuk menjaga suplai BBM hari ini kita menjaga inventory kita itu nilainya adalah US$ 7,5 miliar. Sebesar itu yang harus kita jaga untuk ketahanan energi, dengan naiknya harga yang sekarang harus ada idle money harus selalu ada setiap saat US$ 7,5 juta," ujar Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam Economic Challenges, Selasa Malam (12/7/2022).

Adapun berdasarkan data Pertamina, update per 5 Juli 2022 ini, stok Pertalite secara nasional berada di kisaran 81.738 kl per hari, atau cukup untuk 18 hari. Sementara stok Solar berada di kisaran 78.661 kl/hari, atau cukup untuk 20 hari.


Kemudian Pertamax berada di level 16.085 kl/hari atau cukup untuk 46 hari. Dexlite yakni 3.077 kl/hari atau cukup untuk 2-3 hari, Pertamina Dex 1.233 kl/hari atau cukup untuk 25 hari, kemudian Avtur 10.313 kl/hari atau 36 hari.

Di sisi lain, harga BBM jenis Pertalite saat ini masih berada di level Rp7.650 per liter. Namun demikian, bila tanpa subsidi dari pemerintah BBM jenis penugasan ini harganya cukup fantastis.

Menurutnya jika melihat rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada hari ini, maka sebetulnya harga keekonomian Pertalite sudah tembus 17.200 per liter. Artinya jika dibandingkan dengan harga Pertamax yang saat ini dijual di level Rp 12.500 per liter cukup jauh.

"Untuk Pertamax (keekonomian) Rp 18 ribu per liter. Jadi sebetulnya pemerintah ini subsidinya ini besar sekali. Untuk setiap Pertalite yang dijual itu subsidinya Rp 9950 per liter," kata dia.

Sementara, untuk Solar yang dijual dengan harga Rp 5.150 per liter, padahal harga keekonomiannya mencapai Rp 18.150. Dengan begitu, maka untuk setiap liter Solar, Pemerintah harus membayar subsidi Rp 13 ribu per liter.

"Jadi sebetulnya dari sisi masyarakat juga adalah penghematan penggunaan BBM untuk digunakan untuk kegiatan produktif. Karena maksudnya subsidi ini selain kepada pihak yang tepat juga untuk mendorong perekonomian ini bergerak, sekarang beban negara besar sekali untuk menjaga daya beli masyarakat," katanya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan