
Biden Terbang ke Arab, Kunjungi Saudi-Israel-Palestina

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertolak ke Timur Tengah pada Selasa waktu setempat. Dalam perjalanan itu, BidenĀ akan mengunjungi Israel, Palestina, dan Arab Saudi.
Di Israel, Biden dijadwalkan akan berdikusi dengan Perdana Menteri (PM) sementara negara itu, Yair Lapid. Lapid mengatakan dialog keduanya akan berfokus pada isu Iran. Pasalnya, Negara Yahudi itu memandang perkembangan Teheran sebagai ancaman.
"Pembicaraan akan fokus pertama dan terutama pada masalah Iran," ujarnya dikutip AFP, Rabu (13/7/2022).
Untuk persoalan Palestina, Biden juga akan bertemu presiden negara itu, Mahmoud Abbas, di wilayah Tepi Barat. Meski begitu, Palestina mengatakan pihaknya tidak mengharapkan adanya proses perdamaian baru.
"Kami hanya mendengar kata-kata kosong dan tidak ada hasil," kata Jibril Rajoub, pemimpin gerakan sekuler Fatah yang menyokong Abbas.
Hubungan AS-Palestina baru-baru ini tegang oleh pembunuhan Mei terhadap reporter Al Jazeera terkemuka Shireen Abu Akleh ketika ia meliput serangan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyimpulkan bahwa warga negara Palestina-Amerika itu terbunuh oleh tembakan Israel. Washington mengatakan tidak ada bukti pembunuhan itu disengaja.
Sementara itu, setelah di Israel dan Palestina, pesawat Air Force One yang membawa Biden akan langsung terbang ke Arab Saudi. Gedung Putih menyebut Biden akan melaksanakan pertemuan langsung dengan Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud dan putra mahkotanya, Mohammed Bin Salman (MBS).
"Presiden akan duduk dalam pertemuan bilateral dengan Raja Salman dan tim kepemimpinannya. Seperti yang Anda ketahui, putra mahkota ada di tim kepemimpinan itu," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih, kepada wartawan.
"Jadi tentu saja presiden akan menemui putra mahkota dalam konteks diskusi bilateral yang lebih besar itu."
Perjalanan Biden ke Arab Saudi dipandang sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan pasar minyak yang terguncang oleh perang di Ukraina. Selain itu, ini merupakan bagian dari niat Washington untuk memperbaiki hubungannya dengan Riyadh pasca Biden berkuasa.
Sebelumnya diketahui hubungan AS dan Saudi sendiri merenggang di era Biden. Presiden AS itu bahkan pernah menyebut Saudi sebagai pariah. Selain itu, laporan intelijen Negeri Paman Sam juga sempat menyebutkan bahwa putra mahkota MBS sebagai dalang dari pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sst.. Diam-diam Biden Mau Bertemu Putra Mahkota Raja Salman
