Siapkan Dompet Tebal! Ada Sinyal Tiket Pesawat Makin 'Meledak

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
13 July 2022 10:40
Pengisian Avtur pesawat (Pertamina)
Foto: Pengisian Avtur pesawat (Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai penerbangan tengah mengajukan kenaikan tarif batas atas (TBA) kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub), termasuk untuk tarif tuslah atau fuel surcharge. Menyusul kenaikan harga avtur yang memberatkan biaya operasi pesawat saat ini.

Ketika dikonfirmasi, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, meski sudah ada komunikasi tapi belum ada pengajuan resmi dari maskapai.

"Kalau pembicaraan informal sudah ada, tapi surat usulan belum ada," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/7/2022).

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan, pihaknya dan maskapai sudah berkomunikasi dengan pemerintah untuk meninjau kembali tarif batas atas dan penerapan fuel surcharge atau tuslah.

"INACA dengan maskapai-maskapai sudah meminta agar TBA dan tarif tuslah ditinjau kembali menyesuaikan dengan harga avtur/minyak dunia yang berlaku. Hal ini untuk menjaga keberlangsungan pasokan, konektivitas transportasi dan tingkat keselamatan yang tetap tinggi," kata Bayu kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/7/2022).

Bayu menjelaskan antisipasi kenaikan harga avtur yang dilakukan maskapai umumnya memasang harga pada ruang tarif batas atas dan bisa dinaikkan 10% dari fuel surcharge. Selain itu banyak maskapai yang hanya menerbangi rute gemuk supaya keterisian pesawat tinggi.

Hanya saja, dengan kenaikan harga avtur yang melonjak dua kali lipat dari harga patokan, juga hanya mendapatkan ruang untuk menaikkan harga 10% dari TBA membuat maskapai masih banyak yang merugi.

"Menjual harga tiket di TBA dan fuel surcharge juga belum ada jaminan untung karena rugi tetap rugi dengan harga minyak saat ini.. tapi usaha ini harus tetap jalan mengandalkan cashflow terbatas pada rute demand tinggi untuk mengurangi kerugian," jelasnya.

Tidak hanya melonjaknya harga avtur. Bayu menilai melonjaknya kurs Dollar terhadap Rupiah juga membebani maskapai saat ini. Melihat biaya perawatan hingga komponen dibeli dengan mata uang AS.

Mengutip keterangan pada laman resmi INACA, harga avtur menyentuh level Rp 18.000 per liter atau naik 95% dibandingkan patokan tahun 2019 sebesar Rp 9.188 per liter. Begitu juga dengan kurs US$ mendekati Rp 15.000 atau terdepresiasi 14% dibandingkan patokan 2017 yang sebesar Rp 13.000.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Ramalan Terbaru Harga Tiket Pesawat dan Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular