
Ini 4 Pembalasan Putin ke Eropa: Nord Stream 1 sampai Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara Eropa masih terus menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Hal ini dilakukan pasca keputusan Moskow untuk menyerang tetangganya, Ukraina.
Itu membuat negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu tidak tinggal diam. Kremlin pun membalasnya dengan sejumlah langkah.
Berikut "balas dendam" Rusia dirangkum CNBC Indonesia, Selasa, (12/7/2022):
1. Bayar gas dengan rubel
Sanksi Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) memutus Rusia dari jaringan keuangan internasional untuk menghentikan mesin uang Negeri Beruang Putih yang dipercaya digunakan untuk menyerang Ukraina. Hal ini kemudian membuat Moskow tidak dapat memperoleh pembayaran gas yang biasanya dibayarkan dengan bentuk euro oleh negara Eropa.
Kondisi ini membuat Putin mengambil langkah yang memaksa Benua Biru untuk membayar gas Rusia dengan mata uang rubel. Apabila hal ini tidak dibayarkan maka Moskow akan menyetop aliran gasnya.
Langkah Putin ini nyatanya membuat beberapa negara Eropa mengalah seperti Slovakia dan Hungaria. Pasalnya, aliran gas Rusia sangatlah penting bagi wilayah itu. Bahkan, Rusia sebelumnya menyuplai 40% kebutuhan gas benua itu.
2. Potong suplai pipa gas Nord Stream I
Rusia memutuskan untuk memotong suplai gas ke Eropa yang dialirkan melalui pipa gas Nord Stream I. Moskow beralasan pemotongan ini dilakukan lantaran sanksi Barat membuat salah satu turbin pipa itu yang sedang diperbaiki di Kanada tidak dapat dikembalikan untuk mengaliri gas.
Hal ini membuat pasokan energi di beberapa negara Eropa terancam. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck bahkan menyebut bila pemotongan ini diperpanjang akan menjadikan gangguan besar bagi aktivitas ekonomi di negara itu.
Terbaru, Rusia melakukan shutdown ke Nord Stream 1. Alasannya untuk pemeliharaan dari 11 hingga 21 Juli. Namun pemerintah Eropa, pasar dan sejumlah perusahaan khawatir hal itu akan dilakukan lebih dari waktu yang ditentukan karena perang ke Ukraina.
"Kami diberitahu, bersifat teknis. Kami.. dan lainnya percaya bahwa ini adalah kebohongan," ujar Perdana Menteri (PM) Italia, Mario Draghi, dikutip Reuters.
"Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kita tidak bisa menyalakannya lagi'," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.
3. Luncurkan serangan siber
Rusia juga dilaporkan mulai meluncurkan serangan siber kepada lembaga pemerintahan Polandia dan sembilan negara Eropa lainnya. Hal ini diakibatkan sanksi Eropa yang membuat Moskow tak dapat mengirimkan logistik ke wilayah enklavenya di Laut Baltik, Kaliningrad, melalui Lithuania.
Serangan ini sendiri sebenarnya diluncurkan oleh sebuah kelompok pro-Rusia bernama Killnet. Meski begitu, belum jelas hubungan antara Kremlin dengan kelompok ini.
4. Arahkan nuklir dekat Eropa
Rusia disebut-sebut telah menempatkan beberapa rudal berkemampuan nuklir jenis Iskander dekat dengan negara-negara Eropa. Rudal itu ditempatkan di sebuah wilayah enklavenya yang terletak di bibir Laut Baltik bernama Kaliningrad.
Menurut pensiunan jenderal militer Moskow yang saat ini menjabat sebagai Komite Pertahanan di parlemen Duma, Vladimir Shamanov, Iskander telah ditempatkan di wilayah itu dari 2018 silam.
Meski begitu, Shamanov tidak mengatakan secara pasti berapa unit Rudal Iskander yang ditugaskan di wilayah itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam
