
Ada D100, Program Biodiesel Hanya Cukup Sampai B40?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus menggenjot pengembangan green diesel atau D100 sebagai bahan campuran untuk program bahan bakar nabati biodiesel. Pasalnya, D100 tersebut mempunyai sifat yang sama seperti minyak solar.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo menjelaskan bahwa pengembangan D100 nantinya diharapkan dapat mendukung penerapan program mandatori biodiesel 40%. Apalagi perusahaan migas pelat merah yakni Pertamina juga telah berhasil melakukan uji coba produksi Green Diesel (D100).
"Kita perlu klarifikasi istilahnya biar masyarakat juga paham. Kalau biodiesel 100% mungkin maksimal di B40. Setelah itu harus ada campuran dengan D100 biar kualitasnya lebih bagus, mendapatkan bahan bakar yang lebih cocok dengan mesin sesuai minyak solar," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).
Lebih lanjut, Edi mengatakan penggunaan B100 sebenarnya bisa saja dilakukan. Namun demikian, penerapan B100 hanya dapat diimplementasikan untuk jenis kendaraan atau mobil dengan putaran rendah.
"Kalau kita gunakan D100 sangat mungkin jadi kita gunakan karena speknya sama dengan solar kalau gunakan D100 itu bisa," katanya.
Sebelumnya, Pertamina memiliki target produksi green diesel (D100) hingga mencapai 100 ribu barel per hari (bph). Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan beberapa kilang perseroan yang ada saat ini untuk merealisasikan target tersebut.
Namun memang, diperlukan investasi tambahan agar bisa mencapai target tersebut. Beberapa kilang yang akan dimodifikasi beberapa unitnya untuk mengolah green diesel ini antara lain Kilang Plaju (Sumatera Selatan), Kilang Cilacap (Jawa Tengah), Kilang Dumai (Riau), dan juga Kilang Balikpapan (Kalimantan Timur).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Campuran Minyak Sawit 35% ke BBM Aman Bagi Kendaraan?