Suka Tak Suka, Mau Tak Mau, Harga Gas Memang Harus Naik...

Maesaroh, CNBC Indonesia
12 July 2022 13:14
Pekerja mengangkut gas elpiji 12 kg di kawasan Jakarta, Senin (11/7/2022). PT Pertamina (Persero) menetapkan harga terkini Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas 12 kg/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja mengangkut gas elpiji 12 kg di kawasan Jakarta, Senin (11/7/2022). PT Pertamina (Persero) menetapkan harga terkini Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas 12 kg/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Harga yang tidak pernah naik lonjakan konsumsi, serta impor yang tinggi inilah yang membuat subsidi Elpiji 3 kg terus membengkak tiap tahunnya. Realisasi subsidi pada 2017 masih sebesar Rp 38,7 triliun tetapi angkanya melonjak menjadi  Rp 54,2 triliun pada 2019.

Realisasi subsidi LPG 3 kg pada tahun 2020 mencapai Rp 32,8 triliun, jauh di atas alokasinya yakni Rp 23,5 triliun. Pada tahun 2021, realisasi subsidi LPG 3 kg menembus Rp 67,6 triliun. Angka itu jauh di atas alokasi yang ditetapkan yakni Rp 40,3 triliun.


Menteri keuangan Sri Mulyani saat rapat bersama Badan Anggaran DPR, Mei lalu, mengatakan harga keekonomian Elpiji adalah sebesar Rp 12.624 per kg dengan menghitung harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 63 per barel. Namun, jika menghitung ICP US$ 100 per barel, maka harga keekonomian Elpiji menjadi Rp 19.579 per kg.

Pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi BBM dan LPG pada tahun ini sebesar Rp 77,5 triliun dengan menghitung ICP sebesar US$ 63 per barel. Dengan menghitung ICP sebesar US$ 100 per barel maka subsidi BBM dan LPG diperkrirakan bertambah Rp 71,8 triliun.

 

TNP2K mengatakan salah satu faktor dari pembengkakan subsidi adalah banyaknya masyarakat yang seharusnya tidak menikmati subsidi malah menikmati subsidi. Distribusi Elpiji 3 kg yang dilakukan secara terbuka juga membuat upaya pemerintah menekan subsidi tidak berjalan optimal.

Disparitas harga antara Elpiji 3 kg dan 12 kg sangat lebar sehingga masyarakat beralih ke gas melon. Berdasarkan studi TNP2K, hanya 39% pengguna Elpiji 3 kg yang termasuk 40% rumah tangga paling miskin. Pengguna Elpiji 3 kg lebih sedikit di pedesaan yang sebenarnya menjadi target utama subsidi.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular