Internasional

Dunia Waspada, Mutasi Covid Omicron Super Ditemukan di India

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 July 2022 19:00
The Indian national flag flies half-mast at presidential palace Rashtrapati Bhavan in New Delhi on July 9, 2022, following the death of former Japanese Prime Minister Shinzo Abe. - World leaders have recoiled in horror after Japan's former prime minister Shinzo Abe was shot dead during a campaign speech on July 8 -- an especially shocking assassination given the country's strict gun laws and low rates of violent crime. (Photo by Sajjad HUSSAIN / AFP) (Photo by SAJJAD HUSSAIN/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/SAJJAD HUSSAIN

Jakarta, CNBC Indonesia - Mutasi Covid-19 Omicron super kembali memunculkan kekhawatiran dunia. Kali ini, mutan tersebut telah timbul secara signifikan di India dan telah menyebar hingga Amerika Serikat (AS)

Mengutip Arab News, para ilmuwan mengatakan varian yang dikenal sebagai BA.2.75 mungkin mampu menyebar dengan cepat dan menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya.

"Masih terlalu dini bagi kami untuk menarik terlalu banyak kesimpulan. Tapi sepertinya, terutama di India, tingkat penularannya menunjukkan peningkatan eksponensial," ujar direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, Matthew Binnicker dikutip Senin, (11/7/2022).

Mengenai kekuatan penularan, masih belum dapat dipastikan apakah BA.2.75 ini lebih menular dari varian BA.5 atau tidak. BA.5 sendiri saat ini telah menjadi biang dari kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara.

"Kekhawatiran para ahli yang memicu adalah sejumlah besar mutasi yang memisahkan varian baru ini dari pendahulunya omicron. Beberapa dari mutasi tersebut berada di area yang berhubungan dengan protein lonjakan dan memungkinkan virus untuk mengikat sel secara lebih efisien," tambah Binnicker.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa sejauh ini vaksin dan booster masih merupakan pertahanan terbaik melawan gejala penularan Covid-19 yang parah.

"Beberapa orang mungkin berkata, 'Yah, vaksinasi dan booster tidak mencegah orang terinfeksi'. Dan, ya, itu benar," tambahnya.

"Tetapi apa yang telah kita lihat adalah bahwa tingkat orang yang berakhir di rumah sakit dan meninggal telah menurun secara signifikan. Karena semakin banyak orang yang telah divaksinasi, dikuatkan, atau terinfeksi secara alami, kami mulai melihat tingkat latar belakang kekebalan di seluruh dunia meningkat," jelasnya lagi.

Sementara itu, pimpinan perusahaan sequencing virus Helix, Shishi Luo, mengatakan ini merupakan bukti bahwa Covid-19 masih terus bermutasi meski angka vaksinasi dan booster terus menerus meningkat.

"Kita ingin kembali ke kehidupan pra-pandemi, tetapi kita tetap harus berhati-hati. Kita harus menerima bahwa kita sekarang hidup dengan tingkat risiko yang lebih tinggi daripada dulu," terangnya.

Mengutip Worldometers, saat ini total ada 560 juta kasus Covid-19 terkonfirmasi dengan 6,3 juta kematian. Namun ada 533 juta warga dunia yang sembuh.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger India Ribut dengan WHO soal Covid, Ini yang Terjadi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular