
Menlu AS Antony Blinken Puji Thailand, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memuji peran Thailand dalam membantu Negeri Paman Sam masuk ke Asia Tenggara, yang juga menjadi area utama persaingan dengan China.
Dalam penandatanganan perjanjian pada Minggu (10/7/2022), Blinken menunjuk pada dukungan Thailand terhadap rencana ekonomi baru yang dipimpin AS untuk Asia serta upayanya dalam perubahan iklim.
"(Di Thailand) kami memiliki sekutu dan mitra di Indo-Pasifik yang sangat penting bagi kami di kawasan yang membentuk lintasan abad ke-21, dan itu terjadi setiap hari," kata Blinken setelah berbicara dengan Menlu Thailand, Dan Pramudwinai, melansir AFP.
Blinken juga memuji Thailand karena menandatangani rencana Presiden Joe Biden untuk menghubungkan Asia Tenggara dengan perusahaan yang mempromosikan energi hijau, dengan mengatakan bahwa perusahaan telah menjanjikan US$2,7 miliar di negara tersebut.
Thailand adalah sekutu tertua Amerika di Asia, yang terkenal menawarkan gajah kepada Abraham Lincoln selama Perang Saudara. Namun negara ini juga semakin banyak bekerja dengan China.
Blinken sendiri berkunjung ke Thailand beberapa hari setelah kunjungan Menlu China Wang Yi.
![]() U.S. Secretary of State Antony Blinken and Thailand's Foreign Minister Don Pramudwinai participate in a Memorandum of Understanding signing ceremony at the Thai Ministry of Foreign Affairs in Bangkok, Thailand, July 10, 2022. Stefani Reynolds/Pool via REUTERS |
AS telah mengidentifikasi China, dengan sistem otoriternya dan sumber daya teknologi dan militer yang berkembang, sebagai saingan globalnya yang unggul. Namun kedua negara baru-baru ini lebih terlihat kalem setelah Wang dan Blinken pada Sabtu (9/7/2022) selama lima jam di Bali, Indonesia.
Blinken, sebelum terbang ke Bangkok Sabtu malam, mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Wang "konstruktif" dan menambahkan bahwa dua ekonomi terbesar dunia itu ingin mencegah persaingan mereka lepas kendali.
Sebelumnya, Biden mengundang para pemimpin Asia Tenggara pada Mei ke Washington untuk menunjukkan komitmen AS terhadap kawasan itu.
Kritikus mengatakan ASt membawa relatif sedikit ke meja. Washington mendorong keluar US$40 miliar, sebagian besar dalam bentuk senjata, untuk Ukraina, dan China tahun lalu menjanjikan US$1,5 miliar untuk Asia Tenggara.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Jual Senjata ke Taiwan US$ 1,1 Miliar, Mau Perang?