
Gawat Perang Makin Ngeri, Putin: Serangan Ukraina "Permulaan"

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali melontarkan ancaman kepada negara-negara Barat yang membantu Ukraina melawan pasukannya. Ia menyebut aksi militernya di Negeri Jirannya itu merupakan sebuah permulaan.
Mengutip Newsweek, sebuah koran Ukraina, Pravda, mengatakan bahwa Putin menganggap serangannya di Ukraina belumlah seserius itu. Ia juga menantang pasukan Barat yang ingin mengalahkan militernya disana.
"Belum ada yang serius dimulai. Hari ini kami mendengar bahwa mereka ingin mengalahkan kami di medan perang. Nah, apa yang bisa Anda katakan. Biarkan mereka mencoba," ujar pemimpin Rusia itu, Kamis, (7/7/2022).
Putin mendeklarasikan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Ia beralasan untuk melawan kelompok nasionalis yang telah "melakukan genosida dan diskriminasi" terhadap masyarakat berbahasa Rusia.
Selain itu, niatan Ukraina untuk bergabung kepada aliansi pertahanan pimpinan AS, NATO, mengancam keamanan negara. Pasalnya, NATO merupakan rival dari Moskow dan Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.
Meski begitu, Putin mendapatkan perlawanan pedas dari negara-negara Barat dan sekutunya seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Uni Eropa (UE). Mereka bahkan memberikan Kyiv bantuan persenjataan canggih untuk membendung serangan Rusia serta menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi bagi Moskow.
Putin pun menyebut manuver negara-negara itu sebagai tidak bersahabat. Ia bahkan sempat memerintahkan militernya untuk menyiagakan nuklir negara itu pada Maret lalu sebagai respon atas manuver Barat itu.
Sementara itu, saat ini Ukraina dan Rusia masih berperang dengan intensif di wilayah Timur Ukraina. Wilayah itu sebenarnya telah menjadi pusat dari proksi separatis sokongan Moskow yang memerangi Ukraina sejak 2014.
Sejak menarik pasukannya dari Kyiv, Rusia mulai memusatkan serangannya ke beberapa kota di wilayah itu. Sejauh ini, Moskow berhasil menguasai beberapa kota di wilayah itu seperti Mariupol, Severodonetsk, Lysychansk, Kherson, dan juga sekitar Zaporizhzhia.
PBB sendiri mencatat banyak warga sipil yang menjadi korban dari peperangan ini. Laporan badan global itu menyebut sudah ada lebih dari 4.700 warga sipil yang tewas serta lebih dari 6 juta warga Ukraina mengungsi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Kekuasaan Vladimir Putin di Rusia Tak Pasti, Ada Apa?
