Internasional

Rakyat Amerika Serikat Makin "Miskin", Resesi Sudah Terjadi?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 08/07/2022 07:51 WIB
Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman resesi terus mencengkram Amerika Serikat (AS). Bahkan, kesejahteraan warga Negeri Paman Sam itu dilaporkan merosot akibat situasi ekonomi yang kurang positif.

Sebuah survei yang dilakukan CivicScience pada bulan lalu menunjukkan sepertiga warga AS percaya perekonomian sudah mengalami resesi saat ini. Kemudian Misery Index yang mengukur tingkat kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat juga mulai menanjak.

Menurut Bloomberg Economics, Misery Index di AS sudah mencapai 12,2%. Ini level yang sama seperti awal pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di 2020 dan awal krisis finansial 2008.


Kemerosotan ini sendiri dipercaya sebagai akibat dari inflasi yang sangat tinggi. Pada Mei lalu, inflasi di negara pimpinan Presiden Joe Biden itu mencapai 8,6%, tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Ini kemudian memukul daya beli masyarakat. Pasalnya, kenaikan upah di AS jauh tertinggal. Rata-rata kenaikan upah pada Mei tercatat sebesar 5,2% (yoy).

"Masyarakat semakin miskin. Jadi ini bukan resesi, tetapi benar-benar terasa seperti resesi," kata Kepala Ekonom di Allianz SE, Ludovic Subran, dikutip Jumat (8/7/2022).

Bank Sentral AS atau The Fed sendiri masih berupaya untuk menjinakan inflasi. Salah satunya adalah kembali menaikkan suku bunga sebanyak 50 hingga 75 basis poin di bulan ini.

Meski begitu, para bankir menegaskan telah mengetahui konsekuensi dari kenaikan suku bunga ini. Mereka mengatakan hal ini mungkin saja memperlambat laju ekonomi.

"Para peserta menyadari bahwa pengetatan kebijakan dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi untuk sementara waktu, tetapi mereka melihat kembalinya inflasi ke 2% sebagai hal yang penting untuk mencapai lapangan kerja maksimum secara berkelanjutan," ujar ringkasan risalah pertemuan The Fed yang dikutip Kamis kemarin.

Sebelumnya, data final pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal I-2022 tercatat minus 1,6% secara kuartalan atau masih berada di zona kontraksi. Angka tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,9%.

Dana Moneter Dunia (IMF) pun merevisi perkiraan ekonomi AS pada 2022 menjadi 2,9% dari sebelumnya 3,7%. IMF juga mengatakan kans AS terhindar dari resesi makin sempit.

"Kami sadar bahwa ada jalan sempit untuk menghindari resesi di AS," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva akhir Juni lalu.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Detik-detik Peringatan 80 Tahun Tragedi Bom Atom Hiroshima Jepang