Internasional

Inggris Makin Gonjang-ganjing, 53 Menteri & Pejabat 'Resign'

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 07/07/2022 15:19 WIB
Foto: PM Inggris Boris Johnson. (AP/Justin Tallis)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Inggris makin gonjang-ganjing. Arus pengunduran diri anggota kabinet masih terus terjadi.

Dalam update terbaru Kamis (7/7/2022) waktu setempat, total 53 menteri dan pejabat negara mengajukan resign. Ini termasuk Menteri Irlandia Utara Brandon Lewis dan Menteri Junior untuk Pengetahuan, Penelitian dan Inovasi, George Freeman.

Hal ini akibat skandal pelecehan seksual Chris Pincher. Ia tetap diangkat sebagai Deputy Chief Whip, posisi ini sangat penting untuk mengatur kontribusi partai di parlemen, oleh Johnson meski sudah diberitahu riwayat kelakuan buruknya.


Dalam surat pengunduran diri ke Perdana Menteri Boris Johnson, Freeman dengan pedas mengkritik pria 58 tahun itu. Ia mengatakan ini adalah puncak dari kurangnya transparansi dan keterbukaan.

"Penanganan Anda (Johnson) terhadap penunjukan yang Anda tahu memiliki riwayat tuduhan pelecehan seksual, terlalu berlebihan," tulisnya dimuat CNBC International.

"Ini sangat merusak kepercayaan publik dan rasa hormat terhadap pemerintah, demokrasi dan hukum, serta tradisi panjang partai besar ini sebagai partai standar bagi karakter, perilaku, integritas dan tugas untuk pekerjaan dan negara sebelum kepentingan pribadi partisan," tambahnya merujuk nilai-nilai Partai Konservatif Britania Raya di mana Johnson berkuasa.

Desakan untuk Johnson mundur juga menyeruak. Namun ia telah mengatakan "menentang pengunduran diri" sebagai mana diberitakan Sky News.

"Saya tidak akan mundur dan hal terakhir yang dibutuhkan negara ini, sejujurnya, adalah pemilihan umum," katanya seraya menyebut memiliki mandat dari pemilihan nasional 2019 yang ia menangkan dengan mayoritas besar.

Saat kasus Pincher terkuak, Johnson sempat meminta maaf kepada publik melalui televisi, Selasa. Ia mengakui kesalahan mengesampingkan jejak skandal seksual Pincher.

"Saya meminta maaf kepada semua orang yang sangat terpengaruh olehnya," kata Johnson dalam sebuah tayangan televisi, Selasa, melansir Reuters.

"Saya hanya ingin memperjelas bahwa tidak ada tempat di pemerintahan ini bagi siapa pun yang merupakan pemangsa atau yang menyalahgunakan posisi kekuasaan mereka," tulis The Guardian.

Pincher sejak minggu lalu sudah di skors. Ia diselidiki oleh badan pengawas parlemen terkait tuduhan pelecehan seksual setelah meraba-raba dua pria yang dalam keadaan mabuk.

Kejadian itu berlangsung 29 Juni saat ia menghadiri acara di sebuah The Conservative Friends of Cyprus, organisasi relawan Partai Kondervatif Britania Raya. Laporan pelecehan itu diketahui seorang anggota parlemen yang kemudian melaporkannya ke Chris Heaton-Harris, sekretaris parlemen.

Pincher akhirnya memutuskan mundur dari jabatannya. Ia mengaku tengah mabuk kala kejadian terjadi.

Namun ini bukan skandal pertama. Ia juga sempat jadi buah bibir kala mantan pendayung Olimpiade dan kandidat Partai Konservatif, Alex Story, membuka diri pernah dilecehkannya di 2001 tahun 2017 lalu.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inggris Akan Mengakui Palestina Jika Israel Tak Memenuhi Syarat