
Duh, Produksi Minyak RI Kehilangan Momentum Harga Tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia bakal kehilangan momentum kenaikan harga minyak mentah dunia. Di mana, saat ini harga minyak mentah dunia sedang tinggi-tingginya atau selama empat bulan ini berada di atas level US$ 100 barel.
Di tengah harga minyak mentah dunia yang tinggi, namun produksi minyak mentah Indonesia tak kunjung mengalami lonjakan yang signifikan. Alasannya karena, wilayah kerja migas di Indonesia merupakan lapangan-lapangan yang uzur atau tua.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyadari bahwa upaya peningkatan produksi di dalam negeri menemui sejumlah tantangan. Pasalnya ladang-ladang migas yang saat ini beroperasi merupakan lapangan tua yang memiliki natural decline yang cukup tajam.
"Program kerja pengeboran, work over dan well service sudah kita genjot juga tapi memang produksi dari bawah masih belum sesuai yang kita harapkan," ujar Julius kepada CNBC Indonesia (7/7/2022).
Sehingga meskipun telah dilakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk menahan penurunan produksi secara alamiah, cukup sulit untuk meningkatkan produksi secara signifikan. Kecuali, Indonesia menemukan lapangan baru yang memiliki cadangan yang cukup besar.
"Mungkin sampai kita bisa ketemu lapangan baru yang besar cadangan nya nanti ya produksi bisa naik. Tetapi terus kita usahakan menekan decline ini serendah mungkin dengan program yang masih," ujarnya.
SKK Migas sebelumnya mencatat kinerja capaian produksi lifting migas kuartal 1 tahun ini masih loyo. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya unplanned shutdown di beberapa lapangan minyak.
Berdasarkan data regulator hulu ini, lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 611,7 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 87% dari target sebesar 703 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.321 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target 5.800 MMSCFD.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Patra Niaga Andalkan SF Dukung Produksi Minyak
