
Punya Mimpi Produksi 1 Juta Barel Minyak, PR RI Masih Numpuk!

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan, khususnya untuk merealisasikan target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mencatat, setidaknya terdapat 30-40 rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) blok migas yang saat ini sudah disetujui. Namun demikian, dalam perjalanannya proyek tersebut hingga kini tak kunjung jalan karena adanya beberapa hambatan.
"Masih ada beberapa hambatan, ternyata keekonomian berubah ketika mengajukan dengan kondisi sekarang karena ada parameter yang berubah cost-nya naik, sehingga perlu direvisi apakah memerlukan insentif. Jadi banyak yang harus kita kerjakan, termasuk kemampuan finansial KKKS," kata Nanang dalam Media Briefing IOG 2023 di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Namun demikian, menurutnya Indonesia masih mempunyai potensi migas di beberapa lapangan yang cukup besar untuk dikembangkan. Salah satunya seperti yang ada di Lapangan Minas, Blok Rokan, Riau.
Menurut Nanang, Lapangan Minas sendiri masih menyimpan potensi di atas 100 juta barel. Potensi tersebut bisa diproduksikan melalui penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) atau pengurasan minyak lebih lanjut.
"Lapangan-lapangan Minas itu masih di atas 100 juta barel remaining-nya yang bisa dikonversi menjadi produksi, itu yang kita masuk dalam program rencana dan strategi (Renstra) kita. Eksplorasi jelas kita tidak pernah berhenti karena apa, eksplorasi kayak tabungan," tambahnya.
Di sisi lain, Nanang juga menceritakan bahwa puncak produksi migas di Indonesia pada tahun 1994 sempat menyentuh di level 2.960.000 barrel oil equivalent per day (boepd) atau barel setara minyak per hari. Namun setelah itu, produksi migas nasional terus mengalami penurunan.
"Bicara sejarah kita flashback, peak production kita di tahun 1994 itu 2.960 ribu boepd. Kemudian sejak itu kita decline. Kecuali tahun 2000 saat ditemukannya Banyu Urip, terus turun lagi," ujar Nanang.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi terangkut (lifting) minyak RI pada Semester I 2023 tercatat rata-rata sebesar 615,5 ribu barel per hari (bph). Adapun target lifting minyak nasional pada APBN 2023 ini sebesar 660 ribu bph.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ogah Nyerah, RI Tetap Kejar Mimpi 1 Juta Barel Minyak
