
Perhatian! Harga Minyak Drop di Bawah US$ 100/barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Minyak mentah berjangka tergelincir ke bawah US$ 100/barel karena kekhawatiran resesi global dapat membuat permintaan minyak lesu.
Pada Kamis (7/7/2022) pukul 12.47 WIB harga minyak mentah jenis brent sempat turun ke US$ 98/barel sebelum akhirnya menguat 0,16% menjadi US$ 100,85/barel. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 98.73,75/barel, naik 0,2%.
"Minyak semakin hancur dengan sedikit informasi baru tentang produksi atau konsumsi," kata Stephen Innes, Managing Partner SPI Asset Management.
"Tetap saja, dengan pedagang komoditas menjadi sangat menghindari risiko karena meningkatnya permintaan dan masih kekhawatiran kebijakan Fed (AS), risiko utama resesi seperti landasan di sekitar leher pasar."
Harga minyak mentah telah turun bersama komoditas lain seperti logam dan minyak sawit karena bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Hal ini makin meningkatkan risiko terjadinya resesi yang bisa membuat permintaan komoditas turun.
"Sepertinya pasar mulai mempertimbangkan skenario itu (reses)," kata Warren Patterson, kepala riset komoditas ING.
Namun Warren menambahkan bahwa sulit untuk terlalu pesimis pada harga minyak karena spread bulanan Brent tetap lebar yang mengindikasikan pasokan yang ketat.
Pedagang mencermati kemungkinan gangguan pasokan minyak di Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) yang telah diputuskan untuk menangguhkan aktivitas selama 30 hari oleh pengadilan Rusia. Ekspor di CPC yang memenuhi sekitar 1% pasokan minyak global masih berjalan hingga Rabu pagi.
Selain itu, investor menunggu data pemerintah Amerika Serikat mengenai keadaan persediaan minyak dan bahan bakar domestik. Data tersebut akan rilis Kamis waktu setempat.
Data industri pada Rabu mennujukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3,8 juta barel menurut sumber pasar. Persediaan bensin turun 1,8 juta barel dan persediaan minyak sulingan turun sekitar 635.000 barel.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arab & Rusia Kompak Kurangi Produksi, Harga Minyak Melesat 2%