
'Tsunami' Inflasi Sudah Sampai di ASEAN! Termasuk RI Dong?

Singapura
Inflasi Singapura untuk bulan naik menjadi 5,6% YoY, sementara inflasi inti melonjak menjadi 3,6%, tertinggi sejak 2008. Inflasi makanan, perumahan dan utilitas, dan transportasi adalah pendorong utama, dan kemungkinan akan terus mendorong inflasi (IHK) ke angka yang lebih tinggi disebabkan oleh inflasi global, gangguan rantai pasokan dan harga energi yang tinggi.
Selain dampak perang Ukraina, larangan ekspor unggas Malaysia baru-baru ini telah membuat inflasi pangan menjadi sorotan. Kenaikan premi COE (certificate of entitlement) yang tinggi juga memperparah inflasi sektor transportasi yang kondisinya telah parah karena harga BBM yang pada level tertinggi multi-tahun. Disandingkan dengan pasar tenaga kerja yang sudah ketat, DBS memperkirakan IHK Singapura tampaknya akan terus berada di atas level 5% dalam beberapa bulan mendatang.
Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah mengambil langkah antisipasi untuk menormalkan kebijakan moneter. MAS kembali secara bertahap menaikkan kebijakan nilai tukar efektif nominal dolar Singapura (Sing NEER) Oktober lalu.
Namun, tekanan inflasi yang terus berlanjut telah mendorong bank sentral untuk mengetatkan moneter dua kali lagi. Dengan Sing NEER saat ini berada di dekat batas atas kebijakan, namun tekanan inflasi tetap tinggi.
Di sisi fiskal, pemerintah menetapkan paket stimulus SG$ 1,5 miliar untuk membantu warga dan bisnis Singapura menghadapi inflasi yang tinggi. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan segera dan tepat sasaran, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah dan lebih rentan, serta memberikan lebih banyak bantuan kepada perusahaan lokal untuk dapat bertahan.
Thailand
Inflasi di Thailand bulan Juni mencapai 7,66% (yoy), melampaui batas target 1-3% dan telah menjadi perhatian utama bagi Bank of Thailand (BOT).
Oleh karena itu, tinggal menunggu waktu sebelum BOT menjadi tidak nyaman dengan percepatan inflasi dan mulai memprioritaskan stabilitas harga dalam kerangka kebijakan moneternya sembari mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
DBS memperkirakan kenaikan suku bunga 25 bps menjadi 0,75% pada pertemuan Agustus atau sebelumnya, setelah pergeseran pandangan yang kian hawkish pada pertemuan Juni. Keputusan rapat bulan Juni tidak bulat, dengan suku bunga bertahan di rekor terendah 0,5%. Tiga dari tujuh anggota Komite Kebijakan Moneter memilih kenaikan 25bps.
Retorika bank sentral mencerminkan urgensi untuk mengatasi inflasi. BOT melihat biaya ekonomi di masa depan akan lebih tinggi akibat normalisasi kebijakan yang tertunda. Peningkatan inflasi dinilai lebih merugikan daya beli konsumen dibandingkan dengan kenaikan suku bunga. Namun, pendekatan pengetatan bertahap mungkin dilakukan, karena pihak berwenang akan berhati-hati dan berharap tidak menghentikan pemulihan ekonomi.
Vietnam
Inflasi di Vietnam masih berada di bawah target 4% yang ditetapkan oleh bank sentral setempat, State Bank of Vietnam (SBV). Meski demikian, IHK yang mencapai titik terendah di bulan Februari di 1,4% (yoy) kini naik menjadi 3,4% (yoy) di bulan Juni, dengan rata-rata kenaikan 2,4% di semeter pertama tahun ini.
Ke depannya inflasi di Vietnam juga diharapkan akan bertahan di level tingi atau kembali naik mengingat terdapat sejumlah pendorong utama termasuk peningkatan tinggi di biaya transportasi akibat kenaikan harga energi global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
