Internasional

Sobat Putin Sebut Rusia Menuju Tatanan Dunia Baru, Apa Itu?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 July 2022 14:25
Pesawat jet Sukhoi Su-25 Rusia mengeluarkan asap berwarna bendera negara Rusia selama latihan untuk flypast, yang merupakan bagian dari parade militer yang menandai peringatan kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia, Rabu (4/5/2022). (REUTERS/Maxim Shemetov)
Foto: Pesawat jet Sukhoi Su-25 Rusia mengeluarkan asap berwarna bendera negara Rusia selama latihan untuk flypast, yang merupakan bagian dari parade militer yang menandai peringatan kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia, Rabu (4/5/2022). (REUTERS/Maxim Shemetov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Venezuela, Carlos Faria, mengatakan Rusia sedang menuju tatanan dunia baru yang akan meminimalkan relevansi Amerika Serikat di panggung global.

Pada Selasa (5/7/2022), Faria juga menyebut Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai aliansi teroris dan bermusuhan dengan Rusia serta Presiden Vladimir Putin "atas nama kemanusiaan", sebagaimana dikutip oleh kantor berita Rusia TASS.

"Dominasi AS tidak lagi mutlak," kata Faria. "Sebuah dunia baru sedang lahir, dan Rusia berada di garis depan perjuangan ini," tuturnya.

"Hal ini tecermin dalam operasi militer khusus Rusia untuk menahan ekspansi NATO dan melawan kebijakan sembrononya yang membahayakan keamanan Rusia dan perdamaian Eropa dengan mendorong neo-Pemerintah Nazi di Kyiv dan kebijakan genosidanya," tambahnya.

Venezuela adalah salah satu sekutu terkuat Putin di Amerika Selatan. Negara ini telah bergabung dengan paduan suara sekutu Rusia yang menolak kekuatan Amerika di arena global.

"Ini adalah masalah yang mendesak dan harus diselesaikan sebelum aspirasi imperialistik Amerika Serikat menempatkan umat manusia dalam bahaya yang lebih besar," tambah Faria.

Kantor berita milik negara Rusia Sputnik melaporkan bahwa Faria juga menyinggung kemitraan yang lebih dalam antara kedua negara karena kepentingan bersama di sektor minyak. Dia mengungkapkan sentimen itu selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow pada Senin (4/7/2022) lalu.

Laporan Sputnik, yang dikutip Newsweek, mengatakan perjanjian baru antara Rusia dan Venezuela dilaporkan sedang dirancang untuk menghindari sanksi di sektor keuangan dan logistik yang ditargetkan oleh AS dan sekutu di Uni Eropa (UE) dan NATO, meskipun Faria mengatakan kekhawatiran negaranya ada sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

"Kondisi di mana kami menemukan diri kami berkat tindakan pemerintah AS menghambat perkembangan industri minyak," kata Faria dalam pertemuannya dengan Lavrov.

Lavrov menambahkan bahwa presiden masing-masing negara telah sepakat untuk memperkuat dialog politik mengenai ekonomi, perdagangan, dan pertukaran budaya dan kemanusiaan, selain secara bersama-sama menangani energi, farmasi, industri, transportasi, dan kerja sama militer-teknis.

"Kami tahu betapa seriusnya Amerika dan sekutu mereka mencari, mencari, dan akan terus berusaha untuk merusak fondasi ekonomi Venezuela," Lavrov.

"Sudah jelas sekarang bahwa rencana ini tidak akan terjadi. Ekonomi Venezuela menunjukkan kemampuannya untuk menahan tekanan semacam ini. Dan tentu saja, kami akan membantu dengan segala cara yang mungkin," pungkasnya.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Goks! Tingkat Kepercayaan Warga Rusia ke Putin Naik Jadi 78%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular