Internasional

Heboh Pemerintah Inggris Goyang, 2 Menteri Mundur

sef, CNBC Indonesia
06 July 2022 07:02
Britain's Prime Minister Boris Johnson gestures as he speaks during a press conference in London, Saturday Nov. 27, 2021, after cases of the new COVID-19 variant were confirmed in the UK. (Hollie Adams/Pool via AP)
Foto: AP/Hollie Adams

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson kini kembali digoyang. Selasa (5/7/2022) malam waktu setempat, sejumlah menteri mundur dari pemerintahannya.

Pengunduran diri itu terjadi ketika Johnson meminta maaf karena skandal baru di pemerintahannya. Di mana ia menunjuk seorang anggota parlemen bernama Christopher Pincher untuk peran penting, padahal ia dituding telah melakukan pelanggaran seksual.

"Saya meminta maaf kepada semua orang yang sangat terpengaruh olehnya," kata Johnson dalam sebuah tayangan televisi, dikutip Reuters.

Menteri yang mundur itu adalah Rishi Sunak yang menempati posisi menteri keuangan dan Sajid Javid yang menempati posisi menteri kesehatan. Keduanya membidik kemampuan sang PM untuk menjalankan pemerintahan yang mematuhi standar.

"Dengan sangat menyesal saya harus memberi tahu Anda bahwa saya tidak bisa lagi, dengan hati nurani yang baik, terus melayani di pemerintahan ini," kata Javid dalam surat pengunduran dirinya.

"Masyarakat sudah sepatutnya mengharapkan pemerintahan berjalan dengan baik, kompeten dan serius ... Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri," kata Sunak.

Bukan hanya menteri, Alex Chalk yang menduduki posisi Jaksa Agung juga mundur dari pemerintahannya. Ia pun menyebut bahwa kemampuan pemerintah Inggris telah rusak.

"Kemampuan Nomor 10 (merujuk ke alamat kantor dan tempat tinggal PM Downing Street no 10) untuk menegakkan standar keterbukaan yang diharapkan dari pemerintah Inggris telah rusak," tulisnya di surat pengunduran diri yang dibagikan di Twitter dikutip CNBC International.

Ini bukan skandal pertama di pemerintahan Johnson. Ia sendiri bahkan terjebak kasus "partygate" di mana dirinya terkait pesta-pesta yang berlangsung kala pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown di awal pandemi Covid-19 menyerang negara itu 2020.

Mata uang poundsterling mencapai level terendah baru setelah Maret 2020 pasca pengumuman ini. Mata uang itu sempat turun 1,5% mencapai 1,1923 terhadap dolar.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tersandung 'Partygate', PM Inggris Hadapi Mosi Tidak Percaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular