Internasional

Panas! Eks Bos Pentagon Sebut Rusia "Loyo", Jenderalnya Bodoh

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
04 July 2022 07:30
lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/
Foto: lustrasi bendera Rusia - Amerika Serikat. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) James Mattis menyebut aksi Rusia dalam perang dengan Ukraina sangatlah menyedihkan secara performa. Hal ini berdasarkan jumlah jenderal Moskow yang tewas dalam peperangan itu.

Pernyataan itu diutarakannya di Seoul Forum 2022, akhir pekan kemarin. Mantan pejabat era Presiden AS Donald Trump itu menyebutkan bahwa serangan yang diluncurkan Moskow merupakan suatu aksi yang tidak kompeten secara taktis.

"Kita menyaksikan Rusia layu di depan mata sekarang," tegas purnawirawan bintang empat itu dikutip dari CNN International, Senin (4/7/2022).

"Rusia memiliki jenderal tidak becus yang bertanggung jawab atas operasi yang telah menyebabkan upaya kampanye yang tidak bermoral, tidak kompeten secara taktis, bodoh secara operasional, dan bodoh secara strategis," tambahnya.

Sejak menyerang Ukraina, Rusia memang dilaporkan telah kehilangan beberapa jenderalnya yang langsung maju di medan perang. Mattis menyebutkan bahwa sebuah pelajaran yang dapat diambil dari perang ini adalah jangan pernah menugaskan jenderal yang tidak kompeten.

U.S. Secretary of Defense James Mattis attends a news conference in Skopje, Macedonia September 17, 2018. REUTERS/Ognen TeofilovskiFoto: Menteri Pertahanan AS James Mattis ( REUTERS/Ognen Teofilovski)
U.S. Secretary of Defense James Mattis attends a news conference in Skopje, Macedonia September 17, 2018. REUTERS/Ognen Teofilovski

"Pelajaran militer yang didapatkan adalah salah satunya adalah tidak memiliki jenderal yang tidak kompeten yang bertanggung jawab atas operasi Anda," ujarnya.

Rusia menyerang tetangganya Ukraina pada 24 Februari lalu. Saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa alasan serangan ini adalah untuk melawan kelompok ultra-nasionalis di negara itu yang dianggap telah menindas masyarakat Rusia.

Washington, di sisi lain, menganggap serangan itu ilegal dan menyatakan dukungannya kepada Ukraina. Bahkan, Negeri Paman Sam telah memberikan bantuan berupa persenjataan untuk memperkuat negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu menahan pasukan Moskow.

Hingga saat ini, pasukan Rusia dan Ukraina masih meluncurkan pertempuran hebat di Timur wilayah kedaulatan Kyiv. Salah satu kota yang saat ini diperebutkan adalah di Lyschansk.

Dalam update terbaru, Rusia disebut telah mengambil kendali di Lyschansk, di mana pasukan Ukraina ditarik mundur. Namun Zelensky mengatakan, pihaknya akan melakukan gempuran jarak jauh dengan roket terbaru pemberian AS, HIMARS.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Makin Ngeri, 5 Jenderal Rusia Tewas Dibunuh Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular