Produksi Migas Minarak Brantas Menciut Drastis, Kok Bisa?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 01/07/2022 15:40 WIB
Foto: Proyek Migas Bukit Tua, dioperasikan oleh Petronas. (Doc SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menyampaikan produksi gas dari salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Minarak Brantas mengalami penyusutan. Produksi perusahaan semula sempat menyentuh 29 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) saat ini hanya tinggal 1,7 MMSCFD.

Kepala SKK Migas wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan Minarak Brantas terakhir kali melakukan pengeboran sumur pengembangan yakni pada tahun 2020. Setidaknya terdapat empat sumur yang dibor pada waktu itu.

"Dari situ kita produksinya bisa sampai 29 MMSCFD habis itu gak ada kegiatan lagi setelah pandemi. Dari produksi 29 MMSCFD itu sekarang turun ke 1,7 MMSCFD. Jauh sekali karena sumur-sumur yang mereka bor itu mereka temukan decline rate nya tinggi," kata dia saat ditemui di Bali, Rabu (29/6/2022).


Oleh sebab itu, perusahaan berharap pada tahun ini akan ada pengeboran sumur pengembangan untuk menahan penurunan produksi secara alamiah. Adapun Minarak Brantas berencana mengebor dua sumur pengembangan yang diperkirakan dimulai pada bulan depan.

Untuk diketahui, Minarak Brantas Gas Inc. adalah perusahaan yang dahulu bernama Lapindo Brantas Inc.

"Perusahaan, melalui satu atau lebih perantara, adalah entitas sepengendali dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Minarak Brantas Gas Inc (MBG) (dahulu Lapindo Brantas, Inc.) dan Energi Timur Jauh Limited (ETJL)," tulis laporan keuangan Energi Mega Persada per kuartal III-2021.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pak Prabowo, Efisiensi Bikin Hotel Merana & PHK di Depan Mata