Covid Menyerang di ASEAN! Siapa Paling Banyak Kebobolan?

Maesaroh, CNBC Indonesia
30 June 2022 13:50
Warga berswafoto di patung Merlion Singapura ditengah lonjakan kasus Covid. (picture alliance via Getty Images)
Foto: Warga berswafoto di patung Merlion Singapura ditengah lonjakan kasus Covid. (picture alliance via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran kasus Covid-19 kembali melonjak di kawasan Asia tenggara atau ASEAN. Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam terus melaporkan tambahan kasus dalam jumlah besar.

Dari deretan negara ASEAN, tambahan kasus paling tinggi dilaporkan Singapura. Dalam sepekan terakhir ( 29-23 Juni), Singapura melaporkan kasus sebanyak 50.611, naik 61,9% dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat sebanyak 31.271.

Kemarin, Singapura melaporkan tambahan kasus sebanyak 9.392. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada sehari sebelumnya, Selasa (28/6/2022).

Pada tanggal tersebut, Singapura melaporkan kasus sebanyak 11.504, yang menjadi rekor tertinggi sejak 22 Maret atau tiga bulan lebih.



Dalam sepekan terakhir, Vietnam melaporkan jumlah kasus sebanyak 6.722 atau meningkat 41,3% dibandingkan pekan sebelumnya. Kasus Covid-19 di Filipina melonjak 44,5% dalam sepekan menjadi 5.307.

Peningkatan kasus Covid di Malaysia mencapai 11,9% dalam sepekan terakhir menjadi 16.137. Sementara itu, kasus di Indonesia melonjak 37,5% menjadi 13.294 dibandingkan pekan sebelumnya. Thailand melaporkan kasus sebanyak 15.291 dalam sepekan terakhir, atau naik 7,9% dibandingkan pekan sebelumnya.

Singapura juga menjadi negara ASEAN dengan rata-rata tambahan kasus harian tertinggi dalam tujuh hari terakhir. Rata-rata tambahan kasus harian Covid di Singapura dalam sepekan terakhir mencapai 7.230.

Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan Malaysia (2.305 kasus), Thailand (2.184), Indonesia (1.899), Vietnam (960), dan Filipina (758).



Lonjakan kasus Covid-19 di ASEAN, terutama Singapura, dipicu oleh masuknya menyebarnya sub-varian BA.4, BA.5. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan 40% dari kasus Covid-19 dalam sepekan terarkhir disebabkan subvarian BA.4, BA.5.

Kendati kasus melonjak, Singapura tidak akan melakukan pengetatan secara drastis karena sub-varian BA.4, BA.5 tidak menimbulkan gejala parah sehingga kasus kematian tidak melonjak. Singapura hanya melaporkan kasus kematian sebanyak enam jiwa dalam sepekan.

"Kami melihat penambahan kasus ini masih terkendali. Terlebih dengan cakupan vaksinasi yang tinggi. Rumah sakit kami sudah dipastikan siap jika ada lonjakan kasus dalam jumlah besar," tulis Kementerian Kesehatan Singapura, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Jumlah penerima vaksin booster di Singapura telah mencapai 78% dari populasi, per Selasa kemarin. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangganya. Vaksinasi booster di Malaysia baru mencapai 49,4% sementara Indonesia hanya 24,2%.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, berharap pemerintah Indonesia segera mengejar program vaksinasi booster sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran subvarian BA.4, BA.5.

"Kalau bisa jangan terinfeksi. Kalaupun terinfeksi setidaknya saat kita sudah divaksinasi booster. Jangan lupakan juga perilaku menjaga protokol kesehatan, seperti memakai masker," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Covid-19 Ngamuk Lagi, Kenali Gejala Varian Barunya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular