Internasional

Iran & Venezuela Bisa Jadi Juru Selamat Energi Dunia, tapi...

luc, CNBC Indonesia
30 June 2022 12:40
Oil facilities are seen on Lake Maracaibo in Cabimas, Venezuela January 29, 2019. REUTERS/Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran dan Venezuela, dua negara dengan cadangan minyak dan gas bumi melimpah dapat menjadi 'juru selamat' harga energi di Amerika Serikat (AS) dan dunia yang terus melambung tinggi. Namun, skenario itu dapat terjadi dengan syarat khusus.

Presiden AS Joe Biden harus terlebih dahulu mencabut sepenuhnya sanksi yang diberlakukan oleh pendahulunya jika kedua negara ini ingin memainkan peran produktif dalam krisis. Keduanya berpotensi menambah pasokan minyak global antara 2 juta hingga 2,5 juta barel per hari (bph).

Namun, hal itu pun menimbulkan dilema dari sisi AS. Pasalnya, jika sanksi tersebut dicabut, maka Biden bisa dicap sebagai pemimpin yang lemah. Sementara itu, harga bensin di AS terus berfluktuasi di kisaran US$ 5 per galon, sekaligus menjadi rekor tertinggi di sana.

Di sisi lain, partainya, Demokrat, bersiap menghadapi musim pemilihan baru sehingga setiap keputusan Biden dapat berpengaruh pada partainya.

"Faktanya adalah jika Biden tidak mengambil langkah dramatis untuk membuat lebih banyak minyak mengalir, dia akan membayar harga politik," tutur Esfandyar Batmanghelidj, CEO Bourse & Bazaar Foundation kepada Newsweek, Rabu (29/6/2022).

"Jadi, setiap proses diplomatik yang berakhir dengan pencabutan sanksi minyak terhadap Iran dan Venezuela mungkin sepadan."

Seperti diketahui, harga energi yang melambung menjadi salah satu buntut dari sejumlah sanksi yang dijatuhkan AS dan sekutunya kepada Rusia. Menyadari hal tersebut, Biden pun telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi, negeri yang kaya minyak, untuk mengatasi hal tersebut.

Namun, Arab Saudi telah mengisyaratkan hanya sedikit yang bisa dihasilkan kerajaan mereka sejalan dengan kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya.

Di sela-sela KTT G7 hari Senin, Presiden Prancis Emmanuel Macron terdengar memberi tahu Biden bahwa Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengatakan kepadanya bahwa Arab Saudi hanya dapat memproduksi tambahan sekitar 150.000 bph.

Batmanghelidj mengatakan bahwa jika sanksi AS dibatalkan, Iran dapat menggandakan ekspornya saat ini sedikit di atas 1 juta bph minyak mentah dan kondensat, yang memungkinkan mengalir bebas ke kilang di negara-negara Eropa seperti Prancis, Spanyol, dan Italia, yang mencoba untuk mengurangi ketergantungan pada Rusia.

Untuk Venezuela, katanya, memiliki kapasitas cadangan yang lebih sedikit karena produksi minyaknya telah berkurang. Namun, tetapi mungkin dapat berkontribusi sekitar 400.000 bph tambahan ke pasar minyak global.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jet Tempur Iran Jatuh Timpa Sekolah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular