Kontroversi Putin ke KTT G20 Bali Buat Rusia Panas ke Italia
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontroversi Presiden Rusia Vladimir Putin jelang KTT G20 di Bali semakin memanas akibat pernyataan baru dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Beberapa waktu lalu, Draghi mengatakan bahwa Ketua G20, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), telah "mengesampingkan" kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT tersebut November di Bali.
Putin, tegasnya, tak akan datang langsung ke pertemuan puncak negara-negara tersebut.
"Presiden Widodo mengesampingkannya," kata Draghi kepada wartawan di akhir KTT G7 dua hari di Jerman, di mana Jokowi diundang sebagai tamu, Selasa (28/6/2022) dimuat AFP.
"Dia khusus. Dia (Putin) tidak akan datang (langsung) ... Apa yang mungkin terjadi adalah partisipasi jarak jauh, kita lihat saja nanti," tambah Draghi.
Pernyataan Draghi ini mendapat tanggapan Kremlin. Penasehat pemerintah Rusia Yuri Ushakov mengatakan bukan Draghi yang memutuskan kedatangan Putin dalam KTT G20 tersebut.
"Kami telah menerima undangan dan kami telah menanggapinya dengan positif," tegas Ushakov, menurut kantor berita Rusia Interfax, dikutip AFP, Rabu.
"Dia (Draghi) pasti lupa bahwa dia bukan lagi tuan rumah G20, seperti tahun lalu," tambahnya lagi.
Rusia, lanjut Ushakov, tetap tertarik berpartisipasi dalam KTT di mana Putin telah diundang untuk hadir secara langsung.
Negara-negara G20 menyumbang sekitar 80% dari total output ekonomi dunia. Sedangkan G7 menyumbang sekitar 31%.
Putin bergabung dengan KTT G20 tahun lalu di Roma Oktober lalu melalui konferensi video. Ini karena krisis virus corona (Covid-19).
Sebelumnya, negara-negara Barat, sempat menekan RI untuk mengecualikan Rusia menyusul serangan ke Ukraina dan tuduhan kejahatan perang. Diketahui Jokowi akan mengunjungi Ukraina, termasuk Rusia, setelah agenda G7.