Pembatasan BBM Gagal di Era SBY, Bisa Gol di Era Jokowi?

Maesaroh, CNBC Indonesia
29 June 2022 14:10
Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Warga mengisi bensin di Kawasan SPBU Kuningan Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 28/Juni/2022. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga berencana mengatur pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP) seperti Pertalite dan juga BBM Solar Subsidi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah dan PT Pertamina terus mencari cara untuk membatasi pembelian BBM bersubsidi. Kali ini cara yang ditempuh adalah dengan meminta pembeli mendaftarkan kendaraannya di situs MyPertamina atau aplikasi MyPertamina.

Nantinya, pendaftar akan disusur kriteria-kriteria kendaraan yang tidak berhak membeli Pertalite dan Solar bersubsidi tersebut termasuk mobil mewah milik orang kaya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pembatasan konsumsi diperlukan karena selama ini subsidi untuk BBM lebih banyak dinikmati oleh golongan mampu. Padahal, pemerintah menggelontorkan anggaran sebanyak Rp 502 triliun untuk subsidi BBM-LPG.

"Sekitar 40% terbawah menikmati 20,7% dari total konsumsi atau sekitar 17,1 liter per rumah tangga per bulan. Sementara 60% terkaya menikmati hampir 80% dari total konsumsi atau 33,3 liter per rumah tangga per bulan. Ini kenapa kita perlu memperkuat lagi subsidy reform kita," tutur Kacaribu, Rabu (29/6/2022).




Upaya pembatasan konsumsi BBM sudah kerap digalakkan pemerintah. Namun, upaya tersebut lebih sering berakhir sebatas wacana atau berhenti di tengah jalan.
Saat harga minyak mentah melejit pada 2013-2014, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mewacanakan sejumlah rencana pembatasan pembelian BBM. Di antaranya adalah penggunaan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) serta sistem pembayaran non-tunai untuk pembelian BBM.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyambut baik pembatasan subsidi melalui Mypertamina.

"Penggunaan aplikasi digital seperti MyPertamina menurut saya bagus. Dengan aplikasi ini akan bisa diyakini siapa yang membeli Pertalite. Apakah sesuai dengan kriteria yang disyaratkan untuk membeli. Selain itu juga semuanya menjadi tercatat, transparan, dan lebih mudah dipertanggungjawabkan," tutur Piter, kepada CNBC Indonesia.

Namun, dia mengingatkan penggunaan aplikasi juga memiliki banyak hambatan. Pasalnya, masyarakat yang berhak mungkin malah tidak bisa menggunakan aplikasi tersebut karena keterbatasan teknologi.

"Tidak semua masyarakat yang memang berhak memiliki perangkat yang bisa menggunakan MyPertamina. Hal ini harus dipertimbangkan dan dicarikan solusi oleh pemerintah," imbuhnya.

Sementara itu, ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengingatkan pembatasan pembelian BBM Pertalite (RON 90) diperlukan untuk mengerem konsumsinya. Terlebih, pemerintah pada April lalu sudah menaikkan harga Pertamax (RON 92).

"Jelas memang ada risiko kelangkaan Pertalite jika pembelian tidak dibatasi karena ada pergeseran konsumsi saat RON yang lebih tinggi harganya naik sementara RON 90 masih tetap," tutur Irman.

Upaya untuk membatasi konsumsi BBM melalui kartu ataupun aplikasi tidak hanya dilakukan Indonesia. Sejumlah negara seperti Filipina juga menerapkan hal yang sama.

Filipina memiliki program bernama Pantawid Pasada yang memungkinkan kendaraan umum mendapatkan diskon saat membeli BBM. Operator kendaraan umum bisa mendapatkan diskon setelah terdaftar dan memiliki kartu Pantawid Pasada. Kartu tersebut bisa digunakan di SPBU yang bekerja sama dengan pemerintah dalam program tersebut.

Pantawid PasadaSumber: Kementerian Keuangan Filipina

Dikutip dari laporan BKF berjudul Kajian Mekanisme Kebijakan Subsidi BBM yang Lebih Tepat Sasaran, pemerintah setidaknya pernah melalukan ujicoba beberapa alat kendali dan monitoring konsumsi BBM bersubsidi di beberapa daerah. Di antaranya adalah RFID penggunaan uang elektronik, Survey Card, dan Fuel Card.

Pada 2014 pemerintah merencanakan sejumlah upaya untuk menekan konsumsi BBM Premium yang saat itu menjadi BBM subsidi dan paling banyak digunakan oleh masyarakat. Pembatasan dilakukan dengan memperkenalkan penggunaan RFID, meminta pengendara mobil membeli BBM dengan kartu elektronik, serta program converter kit. Namun, semuanya jalan di tempat.


Teknologi RFID diujicoba di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan database yang disambungkan dengan SPBU serta kendaraan dengan menggunakan RFID tag. Namun, uji coba ini gagal karena ada kendala pada produksi alat kendali, minimnya partisipasi masyarakat, serta terbatasnya petugas SPBU terhadap program RFID. 

Pemerintah juga memperkenalkan Survey Card di Kota Batam, Tarakan, Bintan dan Pangkal Pinang pada 2014 untuk membatasi penjualan Solar bersubsidi.
Mereka yang hendak membeli solar subsidi harus mendaftarkan kendaraannya. Pembelian dibatasi kuotanya per hari dan per bulan.

Menurut BKF, program ini mampu menekan konsumsi Solar bersubsidi serta sebaliknya meningkatkan penjualan Solar non-subsidi. Program tersebut juga dinilai mampu menghilangkan mobil pelangsir. Kelemahan kartu ini adalah masih menggunakan kertas karton sehingga mudah rusak.

Sementara itu, Fuel Card diperkenalkan di Batam untuk membatasi solar bersubsidi. Berbeda dengan Survey Card, Fuel Card menggandeng pihak BUMN Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Sama dengan Survey Card, Fuel Card juga mewajibkan pemilik mendaftarkan kendaraannya terlebih dahulu. Kartu ini memiliki kelebihan yaitu bisa  digunakan sebagai alat pembayaran.

Namun, kartu ini memiliki sejumlah kekurangan seperti kendala top up serta double-checking settlement yang kerap merepotkan petugas SPBU. Baik Fuel Card ataupun Survey Card dalam penerapannya di lapangan masih banyak terhambat oleh terbatasnya pengetahuan petugas SPBU.

Pertamina bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Bank BRI  pada akhir 2014 juga meluncurkan Fuel Card untuk penyaluran Solar bersubsidi nelayan Cilincing, Jakarta Utara.

TIM RISET CNBC INDONESIA


 
 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular