
SKK Migas: Pekerja di Hulu Migas Perlu Tingkatkan Soft Skill

Bali, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengingatkan pentingnya soft skill di dunia kerja, terutama bagi pekerja di sektor hulu migas. Pasalnya, kebanyakan pekerja di industri hulu migas saat ini lebih banyak memiliki technical skills atau keterampilan teknis dibandingkan soft skill.
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas Hudi Suryodipuro meminta agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat mendorong pekerjanya meningkatkan soft skill. Hal tersebut lantaran keterampilan soft skil berpengaruh pada proses pengadaan barang dan jasa di industri hulu migas.
"Saya pikir kalau itu dari awal diatur dengan baik, semuanya akan berjalan lancar. Nah ini kadang teman teman di KKKS kompetensinya untuk technical skills jago, namun soft skill nya kurang jago," kata dia di Bali, Rabu (29/6/2022).
Sehingga, dia meminta agar soft skill para pekerja KKKS yang melangsungkan kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi dapat ditingkatkan kembali. Mengingat soft skill juga berguna untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholder migas dalam pengambilan keputusan.
Terutama bagi KKKS yang berasal dari barat, seperti Premier Oil, Conocophillips dan lainnya. "Kalau Pertamina dan Medco karena mereka orang Indonesia. Tapi kalau dari Premier oil, Conocophillips soft skillnya kurang tapi technical jago banget," ujarnya.
Sebagai informasi, sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang strategis, terutama di tengah kondisi Hulu Migas yang sedang berusaha memenuhi target produksi migas nasional.
Namun dari sisi pengelolaan sumber daya manusia, industri hulu migas juga menghadapi sejumlah tantangan tersendiri. Salah satunya yakni sebanyak 22% pegawai akan memasuki masa usia pensiun dalam waktu 7 tahun mendatang.
Berdasarkan data SKK Migas pada tahun 2020, jumlah pekerja di Industri hulu migas tercatat sebanyak 22.609 pekerja. Sementara pada kuartal 1 2022, pekerja di industri migas sudah tercatat, 19.243 pekerja dan diperkirakan pada kuartal 2 juga terus meningkat.
Adapun pada tahun ini, setidaknya terdapat sejumlah tantangan kerja di bidang SDM, diantaranya kelangkaan tenaga ahli (master expert migas) dan proses alih kelola untuk wilayah-wilayah kerja kontrak kerja sama yang secara langsung berpengaruh terhadap kebutuhan tenaga kerja.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Jurus SKK Migas Manfaatkan Kenaikan Harga Minyak Dunia