ECB Siap Kerek Suku Bunga Lebih Agresif, 'Abaikan' Resesi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menyatakan siap untuk mengerek suku bunganya dengan lebih cepat jika diperlukan dan inflasi terus meningkat, kendati ada kekhawatiran resesi.
Adapun, para pejabat bank sentral berkumpul di Portugal untuk konferensi tahunan mereka, dengan fokus pada lonjakan inflasi. Zona euro diperkirakan mencapai tingkat inflasi utama sebesar 6,8% pada tahun ini, jauh di atas target ECB sebesar 2%.
Pertemuan itu pun berlangsung pada saat para ekonom menilai apakah zona Euro akan lolos dari resesi tahun ini atau tidak.
Perlu diketahui, kawasan ini telah mengalami tingkat pertumbuhan yang memburuk di tengah krisis energi, sanksi terhadap Rusia, dan ancaman krisis pangan.
"Kami telah secara nyata merevisi turun perkiraan kami untuk pertumbuhan dalam dua tahun ke depan. Tapi kami masih mengharapkan tingkat pertumbuhan positif sebagai penyangga domestik terhadap hilangnya momentum pertumbuhan," kata Presiden ECB Christine Lagarde di Forum Sintra, dikutip CNBC International, Selasa (28/6/2022).
"Jika prospek inflasi tidak membaik, kami akan memiliki informasi yang cukup untuk bergerak lebih cepat. Komitmen ini, bagaimanapun, bergantung pada data," tambah Lagarde Selasa.
Sebelumnya, ECB telah mengadakan pertemuan darurat pada awal bulan ini untuk mengumumkan 'alat' baru yang ditujukan untuk mengatasi risiko fragmentasi di zona Euro. Namun, pelaku pasar dibiarkan bertanya-tanya tentang waktu dan besarnya mekanisme tersebut.
Investor di Eropa memang tengah khawatir tentang inflasi yang tinggi. Selain itu, tingkat utang di sejumlah negara pun sangat tinggi.
Pada awal bulan ini ECB juga telah mengonfirmasi niatnya untuk menaikkan suku bunga pada Juli dan sekali lagi setelah musim panas.
Ini kemungkinan akan membawa suku bunga deposito ECB kembali positif sekaligus menandai momen besar bagi ECB yang telah mempertahankan suku bunga di bawah nol sejak 2014.
Namun, ada pertanyaan apakah Lagarde akan menindaklanjutinya dengan beberapa kenaikan suku bunga dengan prospek pertumbuhan kawasan yang makin gelap. ECB pada bulan Juni memperkirakan tingkat PDB sebesar 2,8% untuk zona Euro pada tahun ini, tetapi para ekonom mulai berbicara tentang prospek resesi menjelang akhir tahun.
(luc/luc)