Jokowi Perjuangkan 'Sembako' dan Pupuk Rusia, Ada Apa?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
28 June 2022 15:25
Gelaran KTT G7
Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

Seberapa bergantungnya Indonesia kepada Rusia dan Ukraina?

Rusia

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia mencapai US$ 2,74 miliar pada 2021 atau naik 42,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara nilai impor Indonesia dari Rusia US$ 1,25 miliar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahunan, volume impor barang Indonesia dari Rusia seberat 3,16 juta ton dengan nilai US$ 1,25 miliar atau setara Rp 17,98 triliun sepanjang 2021.

Impor terbesar Indonesia dari Rusia berupa ingot besi baja (bahan baku baja) sebesar 486 ribu ton dengan nilai US$ 326, juta sepanjang 2021. Impor terbesar berikutnya adalah pupuk buatan pabrik 974,32 ribu ton dengan nilai US$ 326,03 juta.

Jika dilihat dari komoditas yang diimpor Indonesia, pada kenyataannya Indonesia masih mengandalkan impor sebagian bahan baku pupuk dari Rusia. Negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin ini dikenal sebagai pemasok utama bahan baku pupuk seperti kalium.

Oleh karena itu, Jokowi menaruh perhatian besar terhadap dampak perang pada rantai pasok pangan dan pupuk. Jika gagal dalam menangani hal ini, tentu dampaknya bisa berkepanjangan.

"Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut 2 miliar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi," kata Jokowi.

Jokowi dalam kesempatan tersebut telah menyerukan kepada negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem.

Ukraina

Ukraina adalah salah satu mitra dagang Indonesia di kawasan Eropa. Impor terbesar Indonesia dari negara yang sedang berperang dengan Rusia tersebut adalah komoditas gandum.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai total impor Indonesia dari Ukraina selama periode Januari-November 2021 mencapai US$ 1,01 miliar. Volume impor gandum dan meslin pada periode tersebut berjumlah 3,18 juta ton atau 94,37% dari total volume impor. Adapun nilai impor gandum dan meslin ini mencapai US$ 897,7 juta atau 88,61% dari total nilai impor.

Selanjutnya, barang yang diimpor Indonesia dari negara yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky ini adalah ingot besi baja seberat 52,38 ribu ton dengan nilai US$ 25,19 juta.

Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.

Di dalam negeri, industri pengguna gandum, yakni tepung terigu sebenarnya sudah menaikkan harga, sebelum perang Rusia-Ukraina pecah. Produsen terigu nasional mengaku masih belum terjadi kepanikan atau tren kenaikan harga terigu lanjutan akibat perang.

Hanya saja, importir gandum khusus untuk pakan ternak mengaku, telah kesulitan melakukan pembelian untuk kuartal-II tahun 2022. Itu pun dengan harga fantastis. Kondisi ini dikhawatirkan memicu kenaikan harga pakan ternak yang saat ini juga sedang dalam tren naik.

Produksi pangan Indonesia belum bisa diharapkan. Untuk mencapai swasembada pangan memang bukan perkara mudah. Tapi, Indonesia harus mempersiapkan dengan maksimal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular