Green Economic Forum 2022

Investasi Energi Hijau Dibilang Mahal, Ini Kata Pertamina

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Senin, 27/06/2022 18:09 WIB
Foto: Pertamina Agresif Tekan Emisi Karbon Hingga 29% di 2030 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai keekonomian dan investasi menjadi salah satu kendala dalam transisi menuju energi hijau atau energi baru terbarukan. Senior VP Strategy and Investment Pertamina Daniel Purba mengatakan, untuk mewujudkan transisi energi, perusahaan berencana investasi US$ 10-11 miliar dalam lima tahun ke depan.

Investasi ini akan difokuskan untuk pengembangan panas bumi (geothermal), tenaga surya, baterai, dan hidrogen.

"Dari sisi investasi masih cukup menantang karena proyek-proyek EBT ini secara ekonomi belum justify. Sehingga untuk investasi memang masih belum cukup menarik," kata Daniel dalam CNBC Indonesia Green Economic Forum, Senin (27/6/2022).


Untuk itu, diperlukan beberapa upaya mitigasi untuk memastikan proses transisi energi terus berjalan di Indonesia. Pertama, aktif menjalin kerja sama dengan negara lain untuk berkolaborasi mengembangkan EBT.

"Sudah ada beberapa perusahaan besar di Asia, bahkan perusahaan teknologi yang mulai membangun pilot project di Indonesia," ujarnya.

Kedua aspek pendanaan, ada instrumen keuangan yang tersedia secara global yang affordable untuk mendorong pendanaan di sektor EBT. Dia menyebutkan ada sustainability bond, green bond, hingga ESG financing.

"Ada dana-dana yang tersedia di global market yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan proyek yang secara keekonomian tidak bisa diperlakukan seperti business as usual. Sehingga bisa membantu pelaksanaan atau eksekusi beberapa proyek EBT," jelas Daniel.

Di sisi lain, peluang pasar ekspor juga harus dimanfaatkan. Meski saat ini produk energi hijau masih belum 'murah', dia optimistis dalam 5 tahun ke depan bisa lebih berkembang.

"Paling tidak ekonomi Indonesia semakin maju, GDP makin besar, energi yang bersih yang bisa tersedia dan diserap konsumen," kata dia.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Accelerating Efficiency, Fueling Sustainability via ABB Formula E