
Mau Bikin Rusia 'Miskin', AS & Eropa Buat Pertaruhan Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara kelompok tujuh atau G7 terus meningkatkan tekanannya terhadap Rusia dengan menyasar minyak serta industri pertahanan Rusia.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan rencana untuk membatasi jumlah uang yang bisa diperoleh Rusia melalui ekspor minyak sedang dimatangkan.
"Kami masih dalam diskusi akhir dengan rekan-rekan G7 lainnya yang bekerja untuk menyelesaikan ini, tetapi kami sangat dekat dengan keputusan para pemimpin G7 untuk mengembangkan mekanisme menetapkan batas harga global untuk minyak Rusia," kata pejabat itu seperti dilansir AFP, Senin (27/6/2022).
Adapun, tujuan dari rencana tersebut adalah untuk membuat Kremlin kelaparan dari "sumber utama uang tunai" dengan memaksa harga minyak Rusia turun.
Tak hanya itu, Gedung Putih juga meluncurkan langkah-langkah baru untuk menghambat kemampuan Rusia memasok kembali persenjataan yang digunakan dalam serangannya ke Ukraina.
"Para pemimpin G7 akan menyelaraskan dan memperluas sanksi yang ditargetkan untuk lebih membatasi akses Rusia ke teknologi Barat yang dapat mendukung industri senjata Rusia," kata Gedung Putih.
Selain itu, AS juga akan secara agresif menargetkan rantai pasokan pertahanan Rusia dan membatasi kemampuan Rusia untuk mengganti peralatan militer yang telah hilang selama perang.
G7 juga berencana untuk mengubah dana yang dikumpulkan dari tarif perdagangan yang baru-baru ini dikenakan pada ekspor Rusia menjadi bantuan untuk Ukraina.
Taruhan Tinggi
Sementara Barat telah memberlakukan beberapa lapis sanksi terhadap Rusia, tampaknya sanksi terhadap industri minyak merupakan taruhan ekonomi tertinggi sejauh ini.
Ekspor energi adalah penghasil pendapatan terbesar Rusia, sementara negara-negara Barat, termasuk G7, justru paling bergantung pada minyak dan gas impor.
Dengan melonjaknya harga bahan bakar di AS dan negara-negara G7 lainnya, Biden sangat memperhatikan risiko politik dalam menyerang sektor ini.
Pejabat senior AS mengatakan tujuan ganda para pemimpin G7 adalah untuk mengarahkan langsung pada pendapatan, terutama melalui energi, tetapi juga untuk meminimalkan limpahan dan dampak pada ekonomi G7 dan seluruh dunia.
"Para pemimpin G7 akan mengakui dua tujuan tersebut dan juga mengakui bahwa jalan ke depan adalah dengan segera mengarahkan para menteri untuk bekerja mencapai batas harga yang, menurut penilaian kami, dapat mencapai kedua tujuan tersebut secara bersamaan," tuturnya.
Langkah tersebut akan berhasil jika negara-negara yang terus mengimpor energi yang mereka butuhkan dari Rusia kompak menolak untuk membayar di atas harga yang ditetapkan. Secara teori, ini akan mengurangi tekanan inflasi di dalam negeri sambil memotong keuntungan Rusia.
Perhitungannya adalah Moskow tidak punya pilihan selain setuju, karena sangat membutuhkan pendapatan.
Namun, Prancis justru menilai tindakan itu akan jauh lebih kuat jika itu berasal dari negara-negara produsen. Menurut negara tersebut, rencana tersebut sangat perlu kerja sama dengan OPEC+ dan produsen minyak lainnya di seluruh dunia.
Adapun, AS dan Kanada, yang tidak terlalu bergantung pada Rusia sebagai pemasok energi, telah melarang semua impor minyak Rusia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Biden Cs Sepakat Bikin Rusia 'Miskin', Begini Caranya