Ukraina Resmi Jadi Kandidat UE, Jaminan Menang Lawan Rusia?
Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina ditetapkan menjadi kandidat resmi untuk keanggotaan Uni Eropa (UE). Pemberian status kandidat dilakukan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa (UE) yang berlangsung di Brussels, Belgia.
Untuk Ukraina, pemberian status tersebut dianggap sebagai langkah geopolitik berani, yang disebut Kyiv dan Uni Eropa sebagai momen bersejarah.
Meskipun Ukraina membutuhkan waktu hingga satu dekade untuk akhirnya bergabung dengan blok tersebut, keputusan untuk secara resmi menerimanya sebagai kandidat adalah simbol niat UE untuk menjangkau jauh ke dalam negara bekas pecahan Uni Soviet itu.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi jika Ukraina bergabung dengan Uni Eropa? Berikut penjelasannya, dilansir dari ABC News Australia.
Proses Menjadi Kandidat Resmi
Pencalonan adalah awal dari sebuah proses yang membutuhkan reformasi ekstensif agar sesuai dengan sejumlah standar, mulai dari kebijakan peradilan hingga layanan keuangan dan keamanan pangan negara.
Prosesnya terdiri dari beberapa langkah, termasuk mengadopsi semua hukum dan peraturan Uni Eropa. Ini biasanya memakan waktu beberapa tahun. Terakhir, kandidat menandatangani perjanjian aksesi, yang harus disetujui oleh semua negara UE lainnya.
Yang Terjadi jika Ukraina Bergabung dengan UE
Uni Eropa sebagian besar adalah organisasi ekonomi dan politik, bukan aliansi militer seperti NATO. Ini berarti keanggotaan tidak serta merta melihat negara-negara anggota UE secara langsung mengangkat senjata dalam perang dengan Rusia.
Namun, keanggotaan dapat membuat perbedaan ekonomi yang besar, seperti yang terjadi dengan Bulgaria dan Rumania, yang PDB-nya masing-masing berlipat ganda dan hampir tiga kali lipat sejak menjadi bagian dari UE.
Selain itu, ada juga manfaat militer. UE memiliki klausul pertahanan timbal balik, yang menyatakan bahwa jika suatu negara UE menjadi korban agresi bersenjata di wilayahnya, negara-negara UE lainnya berkewajiban untuk membantunya dengan segala cara dalam kekuasaan mereka.
Meskipun status kandidat sebagian besar bersifat simbolis, langkah itu akan membantu mengangkat moral nasional Ukraina yang telah diserang Rusia sejak Februari lalu. Jika diakui, Ukraina juga akan menjadi negara terbesar Uni Eropa berdasarkan wilayah dan kelima terpadat.
(tfa/luc)