Ada Apa Dunia? Sri Lanka Bangkrut, Eropa Krisis, AS Resesi
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia kali ini sedang tidak baik-baik saja. Ada beberapa kejadian dan fenomena global yang saat ini telah memicu krisis yang cukup besar.
Parahnya, krisis ini terjadi secara hampir bersamaan. Mulai dari masalah geopolitik, ekonomi, hingga kesehatan pun mulai membuat aktivitas manusia terganggu.
Lalu apa saja krisis yang baru-baru ini dialami dunia? Berikut rangkumannya yang dihimpun CNBC Indonesia, mengutip dari berbagai sumber, Jumat (24/6/2022):
1. Perang Rusia-Ukraina
Rusia mulai menyerang tetangganya Ukraina pada 24 Februari lalu. Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu beranggapan bahwa manuver negara tetangganya itu telah menimbulkan ancaman besar bagi Moskow.
Putin mengaku bahwa rezim penguasa Ukraina yang nasionalis telah melakukan persekusi bagi para warga berbahasa Rusia di wilayah Donbass. Ini juga yang mendorong wilayah-wilayah seperti Donetsk, Luhansk, dan Krimea untuk memisahkan diri dengan Ukraina.
Lalu, Putin berpandangan bahwa niatan Ukraina untuk bergabung kepada aliansi pertahanan pimpinan AS, NATO, juga telah mengancam keamanan negara. Pasalnya, NATO merupakan rival dari Moskow dan Kyiv dapat menggunakan pasal 5 aliansi itu untuk menyerang beberapa wilayah yang telah dikuasai Rusia sejak 2014 lalu seperti Krimea.
Perang ini sendiri memiliki dampak yang cukup besar. Pasalnya negara-negara blok Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) telah menjatuhkan sanksi ekonomi, perdagangan, dan keuangan kepada Rusia yang memiliki peran penting bagi kelancaran rantai pasok global. Negeri Beruang Putih itu juga dikenal menjadi pemasok sumber energi dan juga pangan.
Selain itu, Ukraina juga dikenal sebagai lumbung pangan dunia. Negara itu merupakan eksportir besar bagi komoditas pangan biji-bijian seperti gandum.
2. Inflasi dan ancaman resesi
Perang Rusia-Ukraina yang mengganggu jalur pangan dan energi serta penguncian Covid-19 di China yang menghambat rantai pasok global memicu inflasi yang sangat tinggi di beberapa negara dunia.
Di AS dan Eropa, banyak negara melaporkan angka inflasi yang telah mengukri rekor dalam beberapa puluh tahun terakhir. Ini didorong oleh kenaikan harga minyak dan gas, di mana persediaan dua bahan bakar itu saat ini menipis karena rencana embargo pasokan dari Rusia.
Banyak ahli pun mulai menyatakan bahwa dengan kondisi seperti ini, mungkin tanda-tanda resesi telah tiba. Ini utamanya terjadi di Eropa, yang sebenarnya sangat bergantung dari pasokan energi Moskow dan bahan bakar telah mencapai rekor harga baru. Inggris, misalnya, telah melihat kenaikan harga bensin per liter mendekati 1,89 pound.
Para ekonom juga telah memproyeksikan bahwa AS akan segera mengalami resesi. Namun, sejauh ini hal tersebut masih enggan diakui sebagai 'kepastian' oleh otoritas keuangan Negeri Paman Sam.
(luc/luc)