Internasional

Waspadalah Biden! Xi Jinping-Putin Punya Sekutu Baru, Siapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 23/06/2022 08:55 WIB
Foto: AP/Alexei Druzhinin

Jakarta, CNBC Indonesia - Argentina menyatakan keinginannya untuk bergabung dalam aliansi ekonomi BRICS. Hal ini diutarakan Duta Besar (Dubes) Argentina untuk China, Sabino Vaca Narvaja.

Navaja memandang bahwa BRICS yang merupakan aliansi beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) itu sebagai kekuatan ekonomi yang sangat besar. Ia memprediksi juga bahwa BRICS akan mampu mengalahkan kelompok G7 yang rata-rata diisi negara-negara blok Barat.

"Mekanisme kerja sama BRICS sangat penting untuk pembangunan dunia baru, lebih multipolar, dan seimbang," kata Narvaja kepada Global Times, Rabu (22/6/2022).


"Saya telah memperhatikan bahwa beberapa analis percaya bahwa pengaruh ekonomi negara-negara BRICS diperkirakan akan melampaui G7. Jika mekanisme ini dapat diperluas lebih lanjut, pengaruh dan statusnya dalam tatanan internasional pasti akan meningkat."

Navaja juga mengungkapkan bahwa Buenos Aires ingin mengikuti aliansi itu secepat mungkin. Negeri Tango itu juga mengharapkan semua pihak dalam aliansi itu untuk menyetujui rencana formal perluasan keanggotaan BRICS pada pertemuan puncak pekan ini yang akan langsung dipimpin oleh Presiden China Xi Jinping.

"Kami tertarik bergabung dengan BRICS karena ini adalah mekanisme kerja sama yang seluruhnya terdiri dari negara-negara berkembang. Tidak ada ikatan dan semua kerja sama saling menguntungkan," tambah Dubes itu.

Analis sendiri menganggap bahwa bergabungnya Argentina dapat menjadi sebuah peringatan bagi Amerika Serikat (AS) yang memimpin blok Barat dan merupakan rival dari beberapa negara BRICS.

Dalam publikasi yang diunggah media Foreign Policy, minat Argentina untuk segera bergabung dalam BRICS telah berkembang setelah timbulnya sentimen anti-AS di negara itu yang dapat dimanfaatkan China dalam investasinya di kawasan itu.

"Argentina adalah contoh utama bagaimana Amerika Latin beralih ke timur untuk kebutuhan ekonomi dan pembangunannya, mungkin mengunci lintasan China-sentris untuk tahun-tahun mendatang," tulis seorang profesor hubungan internasional di Universitas Katolik Kepausan Argentina, Ariel González Levaggi.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Xi Jinping Dan Putin Desak Israel dan Iran Akhiri Konflik