
Pemerintahan Eropa Ini Kolaps & Politiknya Kacau, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Bulgaria runtuh alias kolaps dalam mosi tidak percaya di parlemen. Hal tersebut membuat negara Uni Eropa tersebut berada dalam kekacauan politik di tengah perang di Ukraina dan melonjaknya inflasi.
Anggota parlemen oposisi menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Kiril Petkov yang mengambil alih kekuasaan enam bulan lalu dengan posisi 123-116 dalam pemungutan suara.
Voting dalam mosi tidak percaya itu dilakukan setelah koalisi yang berkuasa kehilangan dukungan mayoritas atas perselisihan tentang pengeluaran anggaran dan apakah Bulgaria harus membuka aksesi Uni Eropa Makedonia Utara.
Petkov, seorang lulusan Harvard berusia 42 tahun yang telah berjanji untuk memerangi korupsi, telah mengambil posisi pro-Eropa dan pro-NATO yang kuat sejak Rusia menyerang Ukraina. Sikap itu sangat tidak biasa bagi sebuah negara yang terkenal ramah dengan Rusia.
Analis pun memperkirakan bahwa pemerintahan baru akan membawa kebijakan yang lebih netral terhadap Rusia.
"Pemungutan suara ini hanya satu langkah kecil dalam perjalanan yang sangat panjang," kata Petkov setelah pemungutan suara, seperti dikutip The Guardian, Kamis (23/6/2022). "Apa yang gagal mereka pahami adalah bahwa ini bukan cara untuk memenangkan rakyat Bulgaria," imbuhnya.
Negara ini sekarang menghadapi kemungkinan pemilihan umum keempat sejak April 2021, menempatkan risiko jutaan euro dari dana pemulihan Uni Eropa dan rencananya untuk mengadopsi euro pada 2024.
Kekacauan pemerintahan juga dapat menghambat upaya Bulgaria untuk mengamankan aliran masuk gas alam yang stabil setelah Moskow memotong pengiriman gas ke negara itu karena Sofia menolak membayar menggunakan rubel.
Adapun, Petkov telah menolak setiap pembicaraan koalisi dengan partai-partai oposisi, tetapi tetap mencari dukungan dari anggota parlemen untuk pemerintahan baru dan menghindari pemilihan awal.
Sementara itu, Presiden Rumen Radev diharuskan mengadakan pemilihan umum lebih awal dalam waktu dua bulan dan menunjuk pemerintahan sementara jika Petkov gagal mengumpulkan mayoritas suara untuk kabinet baru dan jika dua partai lain di parlemen tidak dapat membentuk pemerintahan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balas Dendam Putin Buat 2 Negara Eropa "Gelap Gulita"