Berulang Kali Diingatkan Jokowi, Apa Itu Krisis Pangan?

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
22 June 2022 17:10
Waspada Krisis Pangan Saat Pandemi - CNBC Indonesia TV Foto: Waspada Krisis Pangan Saat Pandemi - CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menyinggung ancaman krisis pangan dan memperingatkan anak buahnya fokus melakukan tindakan pencegahan. Berbagai jurus menangkis krisis pangan pun mulai digencarkan.

Anggaran Jokowi untuk ketahanan pangan tahun ini pun nggak main-main, jumlahnya fantastis mencapai Rp92,3 triliun. Lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp86 triliun.

Lalu apa sebenarnya krisis pangan yang selalu menyulut Jokowi memperingatkan anak buahnya?

Organisasi pangan dan pertanian PBB (The Food and Agriculture Organization/ FAO) menyebutkan, krisis pangan adalah kondisi ketika terjadi kerawanan pangan akut dan malnutrisi yang meningkat tajam, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hingga membutuhkan pemenuhan kebutuhan melalui bantuan makanan darurat.

"Kondisi ini berbeda dengan ketidakamanan pangan kronis meski krisis pangan lebih mungkin terjadi pada populasi yang mengalami kerawanan pangan dan gizi buruk berkepanjangan. Biasanya krisis pangan kombinasi yang memicu syok dan saling mempengaruhi antara pilar ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, akses, pemanfaatan maupun kestabilan," mengutip catatan dalam laporan FAO '2022 Global Report on Food Crises', dikutip Rabu (22/6/2022).

Laporan tersebut menjelaskan, kerawanan pangan mengacu pada kurangnya akses yang aman ke
jumlah makanan memadai dan bergizi untuk pertumbuhan normal manusia dan perkembangan dan kehidupan yang aktif dan sehat. FAO menekankan kata kunci keragaman dan akses atas ketersediaan yang konsisten untuk dimanfaatkan.

Kerawanan pangan akut bisa terjadi ketika tingkat keparahan yang mengancam kehidupan, mata pencaharian atau keduanya, terlepas dari penyebab, konteks atau durasi.

Laporan tersebut menjabarkan kategori dimana suatu kondisi dinyatakan sebagai kerawanan pangan atau food insecurity.

Terbagi ke dalam 5 fase, yaitu:

1. Tidak ada/ kerawanan pangan minim

- setiap rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan pangan dan nonpangan tanpa harus melakukan tindakan tak lazim atau tak berkelanjutan untuk mengakses pangan dan penghasilan
- diperlukan aksi membangun ketahanan dan menekan risiko bencana

2. Tertekan/ stressed

- setiap rumah tangga memiliki akses untuk pangan namun tak mampu membayar kebutuhan nonpangan tanpa melakukan tindakan yang memicu stres
- dibutuhkan aksi menekan risiko bencana dan melindungi sumber pencaharian

3. Krisis

- terjadi gap konsumsi rumah tangga yang tercermin dari gizi buruk akut atau lebih tinggi dari biasanya
- mampu memenuhi kebutuhan pangan minimum tapi hanya dengan menghabiskan aset mata pencaharian penting atau melalui strategi penanggulangan krisis
- dibutuhkan tindakan segera untuk melindungi mata pencaharian dan mengurangi kesenjangan konsumsi pangan

4. Darurat

- terjadi gap konsumsi pangan yang besar, digambarkan malnutrisi akut sangat tinggi dan kasus kematian melampaui batas
- rumah tangga mampu mengurangi kesenjangan konsumsi pangan tapi dengan menghabiskan pendapatan yang darurat dan likuidasi aset
- diperlukan tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian

5. bencana/ kelaparan

- rumah tangga sangat kekurangan makanan dan/atau kebutuhan dasar lainnya bahkan setelah menerapkan strategi koping (adaptasi) secara penuh
- terjadi kelaparan, kemelaratan kematian, dan tingkat malnutrisi akut yang sangat kritis terlihat jelas dimana klasifikasi kelaparan ketika terjadi malnutrisi dan kematian akut yang sangat kritis
- diperlukan tindakan segera untuk mengembalikan/mencegah kematian yang meluas dan kehancuran total mata pencaharian.

Pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan pemicu krisis pangan yang seringkali saling terkait adalah pendekatan praktis yang paling menonjol.

Kenaikan harga panganFoto: BPS
Kenaikan harga pangan

Diantaranya, 2022 Global Report on Food Crises menyebutkan pemicu krisis pangan adalah:
- konflik
- cuaca ekstrem
- kejutan ekonomi termasuk efek domino pandemi Covid-19
- wabah penyakit
- gangguan hama tanaman dan penyakit hewan
- perpindahan populasi yang terpaksa/ pengungsi.

Waspada Tahun 2023

Kepala Biotech Center IPB University dan Research Associate CORE Dwi Andreas Santosa mengatakan, krisis pangan terjadi jika terjadi peningkatan harga secara bersamaan dengan anjloknya harga komoditas jenis biji-bijian (serealia) dunia. Yaitu, gandum, beras, jagung, dan biji-bijian lainnya yang tak hanya menjadi sumber pangan utama, juga untuk pakan dan energi.

Andreas membandingkan kondisi saat ini dengan tahun 2020 dan 2021, dimana organisasi pangan dunia (FAO) memprediksi bakal terjadi krisis pangan. Akibat efek domino pandemi Covid-19.

Namun, prediksi itu tak terjadi karena produksi pangan global justru mencapai rekor di tahun 2020. Dan, di tahun 2021, harga serealia atau komoditas biji-bijian justru stabil karena produksi lebih tinggi 0,7%.

Lalu, di tahun 2022, Rusia dan Ukraina, yang adalah bagian dari negara-negara pemasok utama pangan biji-bijian seperti gandum dan jagung. Tak hanya itu, juga pemasok bahan baku pupuk

"Jika perang terus berlanjut, dunia akan kehilangan produksi, sekitar 60 juta ton gandum, 38 juta ton jagung, dan 10,5 juta ton barley. Juga pasokan minyak nabati. Perang Rusia-Ukraina mengubah pola perdagangan, produksi, dan konsumsi berbagai komoditas. Akibatnya, sejumlah komoditas cetak harga rekor di tahun 2022," kata Andreas kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/6/2022).

Karena itu, dia menambahkan, pertanaman dan panen pertanian tahun 2022/2023 harus diwaspadai.

"Kita perlu waspada benar stok komoditas tahun 2022/2023. Karena ketidakpastian global hingga 3 tahun mendatang. Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan produksi pangan. Bukan hanya jargon, tapi peningkatan melalui usaha tani. Dengan menaikkan harga di petani," kata Andreas kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/6/2022).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bank Dunia Tiba-tiba Gelontorkan Duit Rp 438 T, Buat Apa?


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading