Jokowi Sebut Ekonomi 60 Negara Terancam Ambruk, RI Termasuk?
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa krisis yang dialami dunia semakin nyata. Saat ini, dunia sedang dihantam krisis yang datang secara bertubi-tubi.
Krisis dimulai dari pandemi Covid-19. Saat negara-negara mulai berupaya memulihkan dampak dari pandemi, perang antara Rusia dan Ukraina menjadi mimpi buruk baru karena merembet pada sektor pangan dan energi.
"Ini kita tidak berada pada posisi normal. Begitu krisis keuangan masuk ke krisis pangan, masuk ke krisis energi, mengerikan," kata Jokowi dalam Rakernas PDIP Perjuangan, seperti dikutip Rabu (22/6/2022).
Jokowi mengaku mendapatkan informasi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF, World Bank, hingga UN PBB. Lembaga tersebut memperkirakan akan ada 60 negara yang ambruk akibat krisis.
"60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana. Siapa yang membantu mereka kalau sudah 42? Mungkin kalau satu, dua, tiga negara krisis bisa dibantu," jelasnya.
"Tapi kalau 42, dan betul bisa mencapai 60, kita enggak ngerti apa yang bisa kita lakukan. Sehingga berjaga-jaga, waspada, hati-hati adalah hal yang sangat kita perlukan," tegasnya.
Jokowi kemudian mencontohkan banyak negara yang sudah kesulitan akibat krisis yang melanda. Bahkan, ada beberapa negara yang kondisinya cukup memprihatinkan karena krisis yang disebabkan perang.
"Ada negara yang tidak ada cadangan devisa, tidak bisa beli BBM. Tidak ada cadangan devisa, tidak bisa beli pangan, tidak bisa impor karena energi impor semua. Kemudian terjebak juga pada pinjaman utang yang sangat tinggi karena debt rasio terlalu tinggi. Jadi sekali lagi, ngeri saya kalau lihat angka-angkanya," tegasnya.
CNBC Indonesia sebelumnya menelusuri laporan Bank Dunia yang disampaikan oleh Jokowi. Memang ada beberapa negara yang diramal akan alami resesi. Salah satunya Rusia yang tahun ini diperkirakan -8,9%.
Negara lainnya adalah Ukraina dengan -45,1%, Kirgistan -2% dan Moldova -0,4%.
Amerika Latin juga alami kejatuhan ekonomi dibandingkan dengan tahun lalu. Antara Meksiko, Chili, Argentina, Kolombia, El Savador, Paraguay, hingga Peru.
Sementara itu untuk kawasan Timur Tengah ada Lebanon dan Suriah yang alami kontraksi, di mana masing-masing -6,5% dan -2,6%. Nasib buruk juga diperkirakan menimpa Maroko.
Asia Selatan juga bernasib sama. Ada Sri Lanka yang diperkirakan kontraksi 7,8%. Sementara Maldives dan Pakistan alami perlambatan ekonomi.
(cha/cha)