
Gawat! NATO Prediksi Perang di Ukraina Awet Bertahun-Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi militer NATO memprediksi bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Rusia kembali meningkatkan serangannya setelah Uni Eropa merekomendasikan agar Kyiv menjadi kandidat untuk bergabung dengan blok tersebut.
Pun begitu, Sekretaris umum NATO, Jean Stoltenberg mengatakan Ukraina tidak perlu risau karena NATO siap membantu dengan pasokan persenjataan mutakhir yang dapat meningkatkan peluang untuk membebaskan wilayah timur Donbas dari kendali Rusia.
"Kita harus bersiap menghadapi kenyataan bahwa perang bisa memakan waktu bertahun-tahun. Kita tidak boleh menyerah dalam mendukung Ukraina. Bahkan jika biayanya tinggi, tidak hanya untuk dukungan militer, juga karena kenaikan harga energi dan pangan," ujar Jean dikutip dari Reuters, Minggu (19/6/2022).
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, juga berbicara tentang perlunya mempersiapkan perang yang panjang, khususnya untuk pihak Ukraina. Dengan adanya bantuan persiapan dari negara lain, Ukraina dapat menerima bantuan senjata, peralatan, amunisi, dan pelatihan lebih cepat daripada penyerang.
"Waktu adalah faktor vital. Semuanya akan tergantung pada apakah Ukraina dapat memperkuat kemampuannya untuk mempertahankan tanahnya lebih cepat daripada Rusia dapat memperbarui kapasitasnya untuk menyerang," tulis Johnson dalam sebuah opini di Sunday Times London.
Sementara itu, Juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Shtupun, mengatakan bahwa pasukan Rusia saat ini secara aktif melakukan serangan di Kharkiv, Severodonetsk dan Sloviansk. Militer Moskow menggunakan tembakan artileri di berbagai pemukiman sepanjang Kharkiv.
Dia menambahkan bahwa Rusia menggunakan mortir, artileri, dan peluncur granat berpeluncur roket melawan berbagai perlawanan di arah Sloviansk.
"Musuh terus menembakkan artileri dan artileri roket di daerah pemukiman Met'olkine, Bila Hora dan Ustynivka," kata Shtupun.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Makin 'Gila', Rusia Sebut Kini Perangi NATO