Perang Rusia Ukraina Makan Korban Lagi: Prancis & Italia

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
19 June 2022 06:20
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Iohannis berfoto di Kyiv, Ukraina, Kamis (16/6/2022).  Para pemimpin melakukan kunjungan pertama mereka ke Ukraina sejak negara itu diserang oleh Rusia pada 24 Februari.  (Photo by Alexey Furman/Getty Images)
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Iohannis berfoto di Kyiv, Ukraina, Kamis (16/6/2022). Para pemimpin melakukan kunjungan pertama mereka ke Ukraina sejak negara itu diserang oleh Rusia pada 24 Februari. (Photo by Alexey Furman/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina belum juga berakhir, membuat banyak ketidakpastian kepada banyak negara dan tentu saja beragam kerugian. Baru-baru ini, Prancis juga harus merasakan dampak yang tidak mengenakan dari serangan tersebut.

Prancis mengatakan pihaknya belum menerima pasokan gas dari Rusia. Hal ini terjadi saat negara itu sedang bersitegang dengan Moskow terkait perang Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden Jerman Volodymyr Zelensky Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Werner Iohannis di Kyiv, Ukraina, Kamis (16/6/2022). Zelenskyy pada hari Kamis bertemu dengan para pemimpin Jerman, Italia, Prancis, dan Rumania di ibu kota Kyiv dan berdiskusi mengenai perang yang sedang berlangsung dengan Rusia. (Photo by Ukrainian Presidency/Handout/Anadolu Agency via Getty Images)Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu dengan Presiden Jerman Volodymyr Zelensky Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Rumania Klaus Werner Iohannis di Kyiv, Ukraina, Kamis (16/6/2022).

Operator jaringan gas Prancis GRTgaz mengatakan aliran gas ini terhenti sejak 15 Juni lalu. Meski begitu, pihaknya mengatakan cadangan gas tetap dalam situasi yang aman.

"Tidak ada risiko untuk pasokan Prancis saat ini, dengan cadangan pada kapasitas 56% dibandingkan dengan 50% pada bulan Juni biasanya," ujar perusahaan itu dikutip AFP, Jumat (17/6/2022).

Perusahaan gas Rusia yang juga pemasok ke Eropa, Gazprom, sebelumnya sempat memberikan peringatan bahwa akan ada pemotongan pasokan pekan ini. Hal ini disebabkan oleh gangguan pipa Nord Stream 1 yang saat ini masih diperbaiki Jerman.

Prancis mendapatkan sekitar 17% gasnya dari jalur gas itu. Walau telah mendapatkan penjelasan dari Moskow, Paris menilai langkah ini merupakan langkah politis akibat dukungan Prancis terhadap Ukraina.

Selain Prancis, kemacetan pasokan ini juga mulai dirasakan oleh Italia. Dalam laporan terbaru perusahaan energi Italia, Eni, Negeri Pizza itu hanya akan menerima pasokan gas sebesar 50% dari yang diminta.

Rusia mengatakan hal ini juga disebabkan oleh gangguan pipa Nord Stream 1. Meski begitu, Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi menyebut hal itu merupakan kebohongan.

"Kami diberitahu, bersifat teknis. Kami dan Jerman dan lainnya percaya bahwa ini adalah kebohongan," ujarnya setelah berkunjung ke Ukraina.

Perang Rusia ke Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari. Hingga kini, belum ada tanda damai. Akibat serangan itu, Eropa termasuk Prancis ramai-ramai mengecam Rusia. Bahkan melalui Uni Eropa, negara-negara itu memberikan sanksi.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dikasih Tank Minta Rudal, Ukraina Mau 'Ngebom' Gudang Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular