
Rupiah Terus Merosot, Awas! Orang Miskin Bisa Tambah Miskin

Selain harga pangan, Bhima mengingatkan kenaikan harga energi dalam jangka panjang akan memberatkan. Pemerintah memang sudah memastikan harga Pertalite dan tarif dasar listrik untuk kalangan menengah bawah tidak akan naik. Namun, jika harga minyak mentah terus membengkak dan rupiah terus melemah maka kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi bisa berkurang.
"Sampai saat ini masih bisa ditahan tetapi kalau impor terus bengkak akibat pelemahan nilai tukar maka efeknya bisa ke pemotongan subsidi," tuturnya.
Dampak tidak kalah besar dari pelemahan rupiah adalah bisa meningkatnya pengangguran. Pelemahan rupiah bisa membuat beban perusahaan membengkak sehingga mereka tidak punya pilihan lain selain memangkas jumlah tenaga kerja. Padahal, sektor ketenagakerjaan Indonesia belum pulih sepenuhnya akibat pandemi Covid-19.
Sebagai catatan, sebagian besar perusahaan dalam negeri masih menggantungkan bahan bakunya dari luar negeri sehingga pelemahan rupiah akan sangat berdampak kepada bisnis mereka.
"Pelemahan rupiah bisa membuat perusahaan menurunkan ekspansi usahanya padahal masih ada jutaan masyarakat Indonesia yang menganggur ataupun terdampak pandemi," imbuhnya.
Data BPS menunjukan jumlah pengangguran per Februari 2022 mencapai 8,4 juta orang. Terdapat 11,53 juta orang (5,53%) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid (0,96 juta orang), bukan angkatan kerja (BAK) karena Covid (0,55 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid (9,44 juta orang).
"Biaya hidup mereka naik sementara mereka tidak punya pekerjaan dan aset, mereka pun kemudian berhutang," ujarnya.
"Pelemahan rupiah bisa membuat perusahaan menurunkan ekspansi usahanya padahal masih ada jutaan masyarakat Indonesia yang menganggur ataupun terdampak pandemi," imbuhnya.
Data BPS menunjukan jumlah pengangguran per Februari 2022 mencapai 8,4 juta orang. Terdapat 11,53 juta orang (5,53%) penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Terdiri dari pengangguran karena Covid (0,96 juta orang), bukan angkatan kerja (BAK) karena Covid (0,55 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid (0,58 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid (9,44 juta orang).
"Biaya hidup mereka naik sementara mereka tidak punya pekerjaan dan aset, mereka pun kemudian berhutang," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]